Senin, 12 mei 2014 13.00 dalam
kondisi setengah ngantuk dan masih acak-acakan karena baru bangun tidur. Dengan
mendengarkan music setengah alay varioust artist “dream high” ditemani satu
toples klanting dan secangkir air gallon. Tepatnya dikosan atiwi kamar tercantik
nomer 21. Hahaha
Inspirasi itu
muncul, tanpa disadari. Yap, aku
sering mengalami hal itu, terkadang karena sangking banyaknya inspirasi
sampai-sampai lupa untuk mengingatnya kembali. Contohnya aku mendapatkan judul
ini ketika dalam perjalanan menuju kosan tercinta. Tiba-tiba aku teringat
ayahku yang disana yang selalu menyayangiku dengan kasih sayang yang tulus
tulus dan tulus. Seperti kebanyakan ayah-ayah yang lain mungkin ya. Tapi,
menurutku ayahku yang paling beda. Bukan maksud membanding-bandingkan atau apa,
atau membanggakan ayah sendiri, tapi aku mengataakan hal yang mungkin akan
membuat orang lain merasa biasa-biasa saja tapi bagiku ini luar biasa bahkan
sangat-sangat luar biasa.
Ayah, mungkin sosok panutan
keluarga seperti kebanyakan. Ayahku sama seperti ayah-ayah yang lain. Dia
ganteng, cakep, tinggi, kriting, berbadan besar dan manis seperti aku hehehe.
Iyalah, kan aku anaknya.
Sebagai tulang punggung
keluarga, ayah begitu kuat seperti beton. Dia mampu mengangkat beban-beban
berat. Tapi sebatas wajarnya kemampuan manusia biasa hehe. Ayahku mungkin bukan
Samson atau Hercules, atau bahkan bukan superman. Tapi aku tak memunafikkan itu
semua, karena pada dasarnya ayahku……. Kalau yang disana hanya tokoh kartun atau
dalam film-film saja, ini adalah superman di dunia nyata. Ya, ayahku
benar-benar seorang superman bagi kuluarganya.
“bangga gak kamu punya
ayah seperti itu ?”
Kalau ada mulut-mulut cantik
yang berucap seperti itu aku akan menjawab
“meskipun ayahku
tidak seperti superman atau apa itu, jika aku tanpa ayah mungkin aku takkan
bisa mengetik ini dengan kesungguhan dan kesanggupanku”
Tepatnya, Setelah ibuku
melahirkan adik laki-lakiku, ayahku menggantikan tugas ibu untuk berjualan di
pasar berdagang tauge demi memenuhi kebutuhan keluaga. Sebelumnya ayahku hanya
berkebun dan bertani. Tetapi setelah ibu melahirkan, kini ayah berdagang.
Mungkin kebanyakan orang-orang yang menjumpai ayahku akan keheranan dan
memunculkan kalimat seperti ini “kok laki jualan ?” prinsip ayah, selama kita gak mencuri kenapa
harus malu melakukan hal ini. Itulah kebanggaanku terhadap ayah. Disaat
pedagang-pedagang yang lain adalah para ibu-ibu, disitu akan kutemui wajah
ayahku yang paling ganteng sendiri.
Merayu perhatian
agar dagangan laku ?
Aku rasa, hanya orang-orang yang
malas yang berfikiran seperti itu. Ayahku sering mendapat caci maki ketika
mengahadapi pedagang-pedagang yang lain. Bagi ayah, itu merupakan cambuk yang
membuatnya semakin bersemangat demi memenuhi kebutuhan kami sekeluarga.
Sering mendapatkan
fitnah tidak ?
Menurutku, hidup tanpa fitnah
itu terasa hambar. Fitnah tidak hanya sekali kok. Bahkan berkali-kali sering
kami alami sekeluarga. Banyak orang-orang yang tak suka dengan kami. Sehingga
mereka menebarkan bau-bau tak sedap itu kepada keluarga kami. Dan
alhamdulillahnya kami masih bisa bertahan.
Karena ayah yang membuatku bisa
membuat ini. Ya, ini. Buat ayahku yang paling ganteng sedunia. HeheJ😁
11-sep-’95😄