BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
masalah
Dalam proses pendidikan diperlukan suatu
perhitungan tentang kondisi dan situasi dimana proses tersebut berlangsung
dalam jangka panjang. Dengan perhitungan tersebut, maka proses pendidikan akan
lebih terarah kepada tujuan yang hendak dicapai, karena segala sesuatunya telah
direncanakan secara matang. Itulah sebabnya pendidikan memerlukan strategi yang
menyangkut pada masalah bagaimana melaksanakan proses pendidikan terhadap
sasaran pendidikan dengan melihat situasi dan kondisi yang ada dan bagaimana
agar dalam proses tersebut tidak terdapat hambatan serta gangguan baik internal
maupun eksternal yang menyangkut kelembagaan atau lingkungan sekitarnya. Metode
apa yang paling tepat untuk diterapkan dalam suatu proses pembelajaran? Hal itu
jelas harus dikuasai oleh guru. Lebih jelasnya adalah bahwa dalam Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM) guru harus mampu menguasai berbagai metode yang paling
tepat sesuai dengan materi pelajaran yang diajarkan.
Penguasaan terhadap metode, alat/media dan
teknik pembelajaran ini harus diterapkan dan tercermin dalam program
pembelajaran. Jadi pada intinya proses pembelajaran harus bervariatif, metode
yang digunakan tidak monoton, sehingga potensi yang ada pada masing-masing anak
dapat dikembangkan secara optimal. Berbagai tuntutan di atas akan dapat
terlaksana dengan baik apabila guru yang bersangkutan memiliki kemampuan
professional, artinya baik dalam motivasi untuk mengajar maupun kemampuan
secara teknis instruksional, guru tersebut benar-benar dapat diandalkan. Salah
satu bentuk profesionalitas seorang guru adalah jika yang bersangkutan mampu
menerapkan metode mengajar yang baik, salah satunya adalah metode diskusi dalam
pembelajaran.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apakah pengertian strategi pembelajaran?
2.
Apakah pengertian dan metode-metode pembelajaran?
C.
Tujuan
Penulisan
1.
Untuk mengetahui apa pengertian dan
strategi-strategi pembelajaran
2.
Untuk mengetahui metode-metode pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Strategi Pembelajaran
a.
Pengertian
Strategi Pembelajaran
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran
khusus. Syaiful Bahri Djamarah, mengartikan strategi adalah suatu garis-garis
besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah
ditentukan. Strategi digunakan untuk memperoleh kesuksesan atau keberhasilan
dalam mencapai tujuan. Strategi berbeda dengan metode, strategi menunjuk pada
sebuah perencanaan untuk mencapai sesuatu, sedangkan metode adalah cara yang
dapat digunakan untuk melaksanakan strategi. Dengan kata lain, strategi adalah
a plan of operation achieving something; Sedangkan metode adalah a way in
achieving something. Beberapa ahli pendidikan, memberikan pengertian strategi
pembelajaran dengan beragam, yaitu:
a.
Dewi Salma Prawiradilaga. Strategi pembelajaran
adalah upaya yang dilakukan oleh perancang dalam menentukan tehnik penyampaian
pesan, penentuan metode, dan media, alur isi pelajaran, serta interaksi antara
pengajar dan peserta didik.
b.
Wina Sanjaya. Strategi pembelajaran merupakan
rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan
pemanfaatan berbagai sumber daya dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan tertentu.
c.
Made Wena. Kata strategi berarti cara dan seni
menggunakan sumber daya untuk mencapai tujuan tertentu. Pembelajaran berarti
upaya membelajarkan peserta didik. Dengan demikian, strategi pembelajaran
berarti cara dan seni untuk menggunakan semua sumber bel ajar dalam upaya
membelajarkan peserta didik.
d.
Mansur Muslih. Strategi pembelajaran merupakan cara
pandang dan pola pikir guru dalam mengajar.
Dari beberapa pengertian strategi pembelajaran,
disimpulkan bahwa strategi pembelajaran merupakan pendekatan dalam mengelola
kegiatan, dengan mengintegrasikan urutan kegiatan, peralatan dan bahan serta
waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran, untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan secara aktif dan efisien. Strategi
pembelajaran diklasifikasikan menjadi enam, yaitu:
1)
Strategi pembelajaran langsung
Strategi
pembelajaran langsung merupakan pembelajaran yang banyak diarahkan oleh guru. Bahan
pelajaran disajikan dalam bentuk jadi dan siswa dituntut untuk menguasai bahan
tersebut. pembelajaran langsung biasanya bersifat deduktif.
2)
Strategi pembelajaran tak langsung
Strategi ini
sering disebut inkuiri, induktif, pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan
penemuan. Pembelajaran berpusat pada peserta didik, guru hanya sebagai
fasilitator, dan pengelola lingkungan belajar, peserta didik diberi kesempatan
untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
3)
Strategi pembelajaran interaktif
Pembelajaran
ini menekankan pada diskusi dan sharing diantara peserta didik. Diskusi dan
sharing memberi kesempatan peserta didik untuk bereaksi terhadap gagasan,
pengalaman, pendekatan, pengetahuan guru atau teman sebaya serta untuk
membangun cara berfikir dan merasakan.
4)
Strategi pembelajaran empiric (experiential)
Pembelajaran
empirik berorientasi pada kegiatan induktif, berpusat pada peserta didik, dan
berbasis aktivitas.
5)
Strategi pembelajaran mandiri
Strategi
pembelajaran mandiri merupakan strategi pembelajaran yang bertujuan untuk
membangun inisiatif individu, kemandirian, dan peningkatan diri.
b.
Macam–Macam
Strategi Pembelajaran.
Proses pembelajaran merupakan suatu hal yang
dilakukan untuk menyampaikan suatu materi terhadap siswa dari sumber informasi
yaitu guru. Strategi pembelajaran ini menjadi langkah awal yang harus diketahui
sebelum guru melakukan proses belajar mengajar pada siswa didalam kelas.
Banyaknya macam metode pembelajaran akan memudahkan para guru dalam
menyampaikan suatu materi terhadap penerima materi yaitu guru. Seorang guru
pasti akan menerapkan suatu strategi pembelajaran yang baik untuk menghasilkan
suatu prestasi kepada muridnya. Dengan strategi yang pas guru akan lebih mudah
dalam mengajar begitu juga dengan murid akan lebih mudah dalam menerima materi
dari sumber informasi tersebut.
Terdapat beberapa macam strategi pembelajaran
yang bisa diterapkan dalam proses mengajar. Berikut ini terdapat beberapa
strategi yang akan kami jelaskan secara singkat untuk memudahkan proses belajar
mengajar.
a.
Strategi Ekspositori.
Strategi
inimerupakan strategi pembelajaran yang menitik beratkan pada proses
penyampaian materi secara verbal dari guru kepada anak didiknya. Tujuan
strategi yang menerapkan penyampaian materi secara verbal supaya mampu
menguasai materi pelajaran dari guru sehingga mampu membawa hasil positif yaitu
prestasi. Strategi ini merupakan salah satu bentuk pendekatan pada proses
belajar yang berorientasi kepada guru.
b.
Strategi Inquiry.
Didalam strategi
ini terdapat beberapa konsep yang harus dilakukan sehingga memudahkan proses
pembelajaran. Salah satunya adalah strategi pembelajaran iquiry SPI merupakan
rangkaian kegiatan pembelajaran yang menitik beratkan pada proses pemikiran
secara kritis dan analitis untuk menemukan setiap jawaban dari suatu
pertanyaan.
c.
Strategi Inquiry Sosial.
Strategi
pembelajaran dari kelompok sosial untuk sekelompok masyarakat. Strategi ini
bisanya dilakukan pada proses penyuluhan dimana seseorang menjelaskan suatu
materi dengan cara terjun secara langsung pada masyarakat. Dengan mengetahui
beberapa strategi pembelajaran diatas proses belajar mengajar akan lebih mudah
dan membawa hasil positif dengan menciptakan kualitas anak didik secara baik.
Setiap strategi pembelajaran memiliki kelemahan dan kelebihan secara sendiri sehingga
setiap orang pembimbing dalam proses pembelajaran bisa menyimpulkan secara
sendiri karena setiap orang itu berbeda dalam cara menyampaikan materi.
d.
Strategi Pembelajaran PAIKEM
Pengertian PAIKEM, secara bahasa dan istilah dapat dijelaskan secara singkat,ia
merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan
menyenangkan. Istilah aktif, maksudnya pembelajaran adalah sebuah proses aktif membangun makna dan
pemahaman dari informasi, imu pengetahuan maupun pengalaman oleh peserta didik
sendiri. Istilah inovatif, dimaksudkan dalam proses pembelajaran diharapkan ide-ide baru atau
inovasi-inovasi positif yang lebih baik. Istilah kreatif memiliki
makna bahwa pembelajaran merupakan sebuah proses mengembangkan kreatifitas
peserta didik, karena pada dasarnya setiap individu memilki imajinasi dan rasa
ingin tahu yang tidak pernah berhenti. Istilah efektif, berarti bahwa model pembelajaran apapun yang dipilih harus menjamin bahwa
tujuan pembelajaran akan tercapai secara maksimal.
Sedangkan istilah menyenangkan dimaksudkan bahwa proses pembelajaran harus
berlangsung dalam suasana yang menyenangkan dan mengesankan. Beberapa prinsip yang harus diperhatikan ketika pendidik menerapkan PAIKEM
adalah sebagai berikut:
a. Memahami sifat
peserta didik
b. Mengenal peserta didik secara perorangan.
c. Memanfaatkan
perilaku peserta didik dalam pengorganissasian belajar.
d.Mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan kreatif serta mampu memecahkan masala.
e. Menciptakan
ruangan kelas sebagai lingkungan belajar yang menarik.
f. Memanfaatkan lingkungan sebagai lingkungan belajar.
g. Memberikan umpan balik yang baik untuk meningkatkan kegiatan.
h. Membedakan aktif fisik
dengan aktif mental.
Ada beberapa setting kelas yang variatif dan dinamis dalam penerapan
PAIKEM. Setting atau formasi kelas ini tidak dimaksudkan untuk menjadi susunan
yang permanen, Namun hanya sebagai alternatif dalam penataan ruang kelas. Jika
meja dan kursi di ruang kelas dapat dengan mudah dipindah-pindah, maka sangat
mungkin menggunakan beberapa formasi sesuai dengan situasi dan kondisi yang
diinginkan pendidik. Berikut ini formasi-formasi dalam penerapan PAIKEM yaitu :
1.
Formasi Huruf U
Formasi ini dapat
digunakan untuk berbagai tujuan. Para peserta didik dapat melihat guru dan/atau
media visual dengan mudah dan mereka dapat saling berhadapan langsung satu
dengan yang lain. Susunan ini ideal untuk membagi bahan pelajaran kepada
peserta didik secara cepat karena guru dapat masuk ke huruf U dan berjalan ke
berbagai arah dengan seperangkat materi.
2.
Formasi Corak Tim
Guru mengelompokkan
meja-meja setengah lingkaran di ruang kelas agar memungkinkan peserta didik
untuk melakukan interaksi tim. Guru dapat meletakkan kursi-kursi mengelilingi
meja-meja untuk susunan yang paling akrab. Jika hal ini dilakukan,beberapa
peserta didik harus memutar kursi mereka melingkar menghadap ke depan ruang
kelas untuk melihat guru,papan tulis atau layar.
3.
Meja Konferensi
Formasi ini paling baik
dilakukan jika meja berbentuk panjang. Susunan ini dapat mengurangi peran
penting peserta didik. Jika guru duduk di tengah-tengah sisi yang luas,para
peserta didik di ujung merasa tertutup.Guru juga dapat membentuk sebuah susunan
meja konferensi dengan menggabungkan beberapa meja kecil(di tengahnya biasanya
kosong).
4.
Formasi Lingkaran
Para peserta didik duduk
pada sebuah lingkaran tanpa meja atau kursi untuk melakukan interaksi
berhadapan-hadapan secara langsung.
5.
Pengelompokkan Terpisah
Jika kelas cukup besar
atau jika ruangan memungkinkan,guru dapat meletakkan meja-meja dan kursi dimana
kelompok kecil dapat melakukan aktifitas belajar didasarkan pada tim. Guru dpat
menempatkan pecahan-pecahan kelompok saling berjauhan sehingga tim-tim itu
tidak saling mengganggu. Tetapi hendaknya dihindari penempatan
kelompok-kelompok kecil terlalu jauh dari ruang kelas,sehingga hubungan
diantara peserta didik sulit dijaga.
6.
Susunan Chevro (V)
Susunan V mengurangi jarak
antara para peserta didik, pandangan lebih baik dan lebih memungkinkan untuk
melihat peserta didik lain dari pada baris lurus.
7.
Kelas Tradisional
Format atau setting kelas
ini banyak digunakan dilembaga pendidikan manapun karena paling mudah dan
sederhana.
8.
Auditorium/Aula
Formasi auditorium atau
aula merupakan tawaran alternatif dalam menyusun ruang kelas. Meskipun bentuk auditorium
menyediakan lingkungan yang sangat terbatas belajar aktiv , namun hal ini dapat
dicoba untuk dilakukan guru guna mengurangi kebosanan peserta didik yang
terbiasa dalm penataan ruang yang konvensional (tradisional).[1]
e. Strategi Pembelajaran Kooperatif
(SPK)
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan
sistem pengelompokkan atau tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang
mempunyai latar belakang akademik, jenis kelamin, ras, atau suku yang berbeda
(heterogen).Trategi pembelajaran kooperaif yang akhir-akhir ini menjadi
perhatian dan di anjurkan para ahli pendidikan untuk digunakan. Ada empat unsur
penting dalam SPK yaitu :
1. Adanya peserta dalam kelompok
2. Adanya aturan kelompok
3. Adanya upaya belajar tiap kelompok
4. Adanya tujuan yang harus dicapai.
SPK mempunyai dua komponen utama, yaitu
1. Komponen tugas kooperatif (cooperative
task)
2. Komponen Struktur insentif kooperatif
(cooperative incentive structure).
Tugas kooperatif berkaitan dengan hal yang menyebabkan anggota bekerja sama
dalam menyelessaikan tugas kelompok, sedangkan struktur insentif kooperatif
merupakan sesuatu yang membangkitkan motifasi individu untuk bekerja sama
mencapai tujuan kelompok. Strategi ini dapat digunakan manakala :
1.
Guru menekankan pentingnya usaha kolektif di samping usaha individual dalam
belajar.
2.
Jika guru menghendaki seluruh siswa (bukan hanya siswa yang pintar saja)
untuk memperoleh keberhasilan belajar.
3.
Jika guru ingin menanamkan,bahwa siswa dapat belajar dari teman lainnya dan
belajar dari bantuan orang lain.
4.
Jika guru menghendaki untuk mengembangkan kemampuan komunikasi siswa
sebagai bagian dari isi kurikulum.
5. Jika guru menghendki
motifasi siswa dan menambah tingkat patisipasi mereka.
6.
Jika guru menghendaki berkembangnya kemampuan siswa dalm memecahkan masalah
dan menemukan berbagai solusi pemecahan.
Ada beberapa karakteristik pembelajaran kooperatif yaitu
a.
Pembelajaran secara tim
Pembelajaran koperatif
adalah pembelajaran secara tim. Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan.
Oleh karena itu, tim harus mampu membuat setiap siswa belajar.Untuk
itulah,kriteria keberhasilan pembelajaran ditentukan oleh keberhasilan tim.
b.
Didasarkan pada manajemen kooperatif
Sebagaimana pada umumnya
manajemen mempuny6ai empat fungsi pokok yaitu fungsi perencanaan, fungsi
organisasi, fungsi pelaksanaan, dan fungsi kontrol.
c.
Kemauan untuk bekerja sama
Keberhasilan pembelajaran
kooperatif ditentukan oleh keberhasilan secara kelompok. Oleh karena itu,
prinsip bekerja sama perlu ditekankan dalam pembelajaran kooperatif.
a.
Keterampilan bekerja sama
Kemauan untuk bekerja sama
itu kemudian dipraktikkan melalui aktifitas dan kegiatan yang tergambarkan
dalam ketermpilan bekerja sama. Prinsip-prinsip pembelajaran
kooperatif seperti :
1.
Prinsip ketergantungan positif (Positive Interdependence)
2.
Tanggung jawab perseorangan
3.
Interaksi tatap muka
4.
Partisipasi dan komunikasi
Selain itu, Pembelajaran kooperatif juga memiliki prosedur yang berprinsip
pada empat tahap,yaitu :
1)
Penjelasan materi
2)
Belajar dalam kelompok
3)
Penilaian
4)
Pengakuan tim
Keunggulan strategi pembelajaran kooperatif (SPK) :
1.
Melalui SPK siswa tidak menggantungkan pada guru akan tetapi dapat menambah
kepercayaan kemampuan beffikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai
sumber, dan belajar dari siswa yang lain.
2.
SPK dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan
kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.
3.
SPK dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan
segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.
4.
SPK dapat membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab
dalam belajar.
5.
SPK merupakan suatu strtegi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi
akademik sekaligus kemamppuan sosial.
6.
SPK dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya
sendiri,menerima umpan balik.Siswa dapat berpraktik memecahkan masalah tanpa
takut membuat salah karena keputusan yang dibuat aadalah tanggung jawab kelompoknya.
7.
SPK dapat meningkatkan kemampuan siswa menggunakan informasi dan kemampuan
belajar abstrak menjadi nyata (riil).
8.
Interaksi selama kooperatif berlangsung dapat meningkatkan motifasi dan
memberikan rangsangan untuk berfikir.
Keterbatasan strategi pembelajaran kooperatif (SPK) :
a.
Untuk memahami dan mengerti filosofis SPK memang butuh waktu. Sangat tidak
rasional kalau kita mengharapkan secara otomatis siswa dapat mengerti dan
memahami filsafat cooperative learning.
b. Ciri utama SPK adalah
bahwa siswa saling membelajarkan. Oleh karena itu, jika tanpa peer teaching
yang efektif, maka dibandingkan pengajaran langsung dari guru, bisa terjadi
cara belajar yang demikian apa yang seharusnya dipelajari dan dipahami tidak
pernah dicapai oleh siswa.
c.
Penilaian yang diberikan dalam SPK didasarkan kepada hasil kerja kelompok.
Namun demikian, guru perlu menyadari,bahwa sebenarnya hasil atau prestasi yang
diharapkan adalah prestasi setiap individu siswa.
d.
Keberhasilan SPK dalam upaya mengembangkan kesadaran berkelompok memerlukan
periode waktu yang cukup panjang dan hal ini tidak mungkin dapat tercapai hanya
dengan satu kali atau sekali-sekali penerapan strategi ini.
e.
Walaupun kemampuan bekerja sama merupakan kemampuan yang sangat penting
untuk siswa, akan tetapi banyak aktifitas dalam kehidupan yang hanya didasarkan
pada kemampuan secara individual.[2]
c.
Komponen Strategi
Pembelajaran
Dick dan Carey (1978)
menyebutkan bahwa terdapat 5 komponen strategi pembelajaran, yaitu:
(1) kegiatan
pembelajaran pendahuluan,
(2) penyampaian
informasi,
(3) partisipasi
peserta didik,
(4) tes,
(5) kegiatan
lanjutan.[3]
1.
Kegiatan Pembelajaran pendahuluan
Kegiatan
pendahuluan sebagai bagian dari suatu sistem pembelajaran secara keseluruhan
memegang peranan penting. Pada bagian ini guru diharapkan dapat menarik minat
peserta didik atas materi pelajaran yang akan disampaikan.
2.
Penyampaian Informasi
Penyampaian
informasi seringkali dianggap sebagai suatu kegiatan yang paling penting dalam
proses pembelajaran, padahal bagian ini hanya merupakan salah satu komponen
dari strategi pembelajaran.
3.
Partisipasi Peserta Didik
Bahwa proses
pembelajaran akan lebih berhasil apabila peserta didik secara aktif melakukan
latihan secara langsung dan relevan dengan tujuan pembelajaran yang sudah
ditetapkan.
4.
Tes
Serangkaian tes
umum yang digunakan oleh guru untuk mengetahui tujuan pembelajaran khusus telah
tercapai atau belum dan pengetahuan sikap serta keterampilan telah benar-benar
dimiliki oleh peserta didik atau belum.
5.
Kegiatan Lanjutan
Kegiatan yang
dikenal dengan istilah follow up dari suatu hasil kegiatan yang
telah dilakukan seringkali tidak dilaksanakan dengan baik oleh guru. Peserta
didik seharusnya menerima tindak lanjut yang berbeda sebagai konsekuensi dari
hasil belajar yang bervariasi tersebut.
Pengertian
strategi biasanya berkaitan dengan taktik (terutama banyak dikenal dalam
lingkungan militer).Taktik adalah segala cara dan daya untuk menghadapi sasaran
tertentu dalam kondisi tertentu agar memperoleh hasil yang diharapkan secara
maksimal. Dalam proses pendidikan, taktik tidak lazim digunakan, akan tetapi
dipergunakan istilah metode atau tehnik.[4]
Strategi
pembelajaran dapat ditinjau berdasarkan pengertian secara sempit dan pengertian
secara luas. Secara sempit strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai cara
yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sedangkan secara luas
strategi pembelajaran dapat diberi arti sebagai penerapan semua aspek yang
berkaitan dengan pencapaian tujuan pembelajaran termasuk didalamnya adalah
perencanaan, pelaksanaan dan terhadap proses, hasil dan pengaruh kegiatan
pembelajaran.[5] Sedangkan
menurut Gerlach dan Ely (1980) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran
merupakan cara-cara yang dipilih untuk menyampaikan metode pembelajaran dalam
lingkungan pembelajaran tertentu.
d.
Pembagian
Strategi
Berdasarkan
kegiatan yang ditimbulkannya, strategi pembelajaran dapat dibagi menjadi dua
bagian yaitu :
i.
Strategi Pembelajaran yang Berpusat pada
Peserta Didik
Strategi yang berpusat pada peserta didik adalah
kegiatan pembelajaran yang memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada peserta
didik untuk terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian
pembelajaran. Strategi ini menekankan bahwa peserta didik adalah pemegang peran
dalam proses keseluruhan kegiatan pembelajaran, sedangkan pendidik berfungsi
untuk memfasilitasi peserta didik untuk melakukan kegiatan pembelajaran.[6]
ii.
Strategi Pembelajaran yang Berpusat pada
Pendidik
Strategi
pembelajaran yang berpusat pada pendidik adalah kegiatan pembelajaran yang
menekankan terhadap pentingnya aktivitas pendidik dalam mengajar atau
membelajarkan peserta didik, perencana, pelaksanaan dan penilaian proses serta
hasil pembelajaran dilakukan dan dikendalikan oleh pendidik. Sedangkan peserta
didik berperan sebagai pengikut kegiatan yang ditampilkan oleh pendidik.
5. Kriteria Pemilihan Strategi
Pembelajaran
Mager (1977:54)
menyampaikan beberapa kriteria yang dapat digunakan dalam memilih strategi
pembelajaran, yaitu sebagai berikut.[7]
a.
Berorientasi pada tujuan pembelajaran
b.
Pilih tehnik pembelajaran sesuai dengan
keterampilan yang diharapkan dapat dimiliki saat bekerja nanti(dihubungkan
dengan dunia kerja)
c.
Gunakan media pembelajaran yang sebanyak
mungkin memberikan rangsangan pada indra peserta didik.
B.
Metode
Pembelajaran
a.
Pengertian Metode
Pembelajaran
Istilah metode
berasal dari bahasa Yunani ”metodos”. Kata ini terdiri dari dua suku
kata yaitu: metha” yang berarti melalui atau melewati, dan “hodos” yang
berarti jalan atau cara.Metode berarti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai
tujuan.Dalam bahasa Arab metode disebut “thoriqot”.
Sedangkan
menurut Purwadaminta (1976), metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir
baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud. The American Heritage
mengemukakan bahwa metode adalah“A means or manner of procedure; Specially,
a regular and systematic way of accomplishing anything…Method emphasizes
procedures according to a detailed, logically ordered plan”(Moris,1976:826).
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah “cara kerja
yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan
yang ditemukan,[8] Sehingga dapat
dipahami bahwa metode adalah suatu cara yang harus dilalui untuk menyajikan
bahan pelajaran agar tercapai tujuan pendidikan.
b.
Klasifikasi
Metode Pembelajaran
Secara garis
besar metode mengajar dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian yaitu :
1.
Metode mengajar konvensional.
2.
Metode mengajar inkonvensional.[9]
Metode mengajar
konvensional yaitu metode mengajar yang lazim dipakai oleh guru atau sering
disebut metode tradisional.
Sedangkan
metode mengajar inkonvensional yaitu suatu tehnik mengajar yang baru berkembang
dan belum lazim digunakan secara umum, seperti metode mengajar dengan modul,
pengajaran berprogam, pengajaran unit, machine program, masih merupakan metode
yang baru dikembangkan dan diterapkan di beberapa sekolah tertentu yang
mempunyai peralatan dan media yang lengkap serta guru-guru yang ahli menanganinya.
Berikut beberapa metode-metode mengajar konvensional antara lain:
1.
Metode ceramah
Metode ceramah
ialah sebuah bentuk interaksi edukatif melalui penerangan dan penuturan secara
lisan oleh guru atau pendidik terhadap sekelompok pendengar (murid)
2.
Metode diskusi
Metode diskusi
ialah sebuah bentuk interaksi edukatif yang mempelajari bahan atau penyampaian
bahan pelajaran dengan jalan mendiskusikannya. Metode diskusi ini untuk
merangsang murid berfikir dan mengemukakan pendapat sendiri, serta ikut memberikan
sumbangan pikiran dalam satu masalah bersama yang terkandung banyak alternatif
jawaban.
3.
Metode Tanya jawab
Metode tanya
jawab ialah cara penyampaian pelajaran dengan jalan guru mengajukan pertanyaan
dan murid memberikan jawaban.
4.
Metode demonstrasi dan eksperimen
Demonstrasi dan
eksperimen merupakan metode interaksi edukatif yang sangat efektif dalam
membantu murid untuk mengetahui proses pelaksanaan sesuatu, apa unsur yang
terkandung di dalamnya, dan cara mana yang paling tepat dan sesuai, melalui
pengamatan induktif.
5.
Metode resitasi/pekerjaan rumah
Metode
pekerjaan rumah adalah metode interaksi edukatif, dimana murid diberi tugas
khusus(sehubungan dengan bahan pelajaran) di luar jam-jam pelajaran. Dalam
pelaksanaannya, murid-murid dapat mengerjakan tugasnya tidak hanya di rumah
tetapi dapat dikerjakan juga di perpustakaan, laboratorium, ruang-ruang
praktikum dan lain sebagainya untuk kemudian dipertanggung jawabkan kepada
guru.
6.
Metode kerja kelompok
Metode kerja
kelompok dalam proses belajar mengajar adalah kelompok kerja dari kumpulan
beberapa individu yang bersifat paedagogis yang di dalamnya terdapat adanya
hubungan timbal balik (kerja sama) antara individu serta saling percaya
mempercayai.
7.
Metode sosio-drama dan bermain peranan
Metode
sosio-drama adalah metode mengajar dengan mendemonstrasikan cara bertingkah
laku dalam hubungan social sedangkan bermain peranan menekankan kenyataan
dimana para murid diikutsertakan dalam memainkan peranan di dalam
mendemonstrasiakan masalah-masalah social.
8.
Metode karyawisata
Melalui
karyawisata sebagai metode interaksi edukatif, murid dibawah bimbingan guru
mengunjungi tempat-tempat tertentu dengan tujuan untuk belajar.
9.
Metode drill/latihan siap
Metode latihan
siap sebagai salah satu metode interaksi edukatif dalam pendidikan dan
pengajaran dilaksanakan dengan jalan melatih anak-anak (murid) t5erhadap bahan–bahan
pelajaran yang diberikan.
10.
Metode sistem regu
Metode sistem regu (team teaching) ini ialah
metode mengajar dimana dua orang guru (atau lebih) bekerjasama mengajar
sekelompok murid.[10] Metode mengajar
banyak sekali jenisnya, disebabkan oleh karena metode ini dipengaruhi oleh
banyak faktor, misalnya :
1.
Tujuan yang berbagai-bagai jenis dan fungsinya.
2.
Anak didik yang berbagai-bagai tingkat kematangannya.
3.
Situasi yang berbagai-bagai keadaannya.
4.
Fasilitas yang berbagai kwalitas dan kwantitas.
5.
Pribadi guru serta kemampuan profesionilnya yang berbeda-beda.[11]
c. Perbedaan
antara Strategi Dan Metode
Istilah
strategi, metode,Metode pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang digunakan
guru, yang dalam menjalankan fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Metode pembelajaran lebih bersifat procedural, yaitu berisi
tahapan tertentu, sedangkan tehnik adalah cara yang digunakan yang bersifat
implementatif. Sedangkan strategi pembelajaran harus mengandung penjelasan
tentang metode prosedur dan tehnik yang digunakan selama proses pembelajaran
berlangsung.
Dengan
perkataan lain, strategi pembelajaran mengandung arti yang lebih luas dari
metode dan tehnik. Artinya metode/prosedur dan tehnik pembelajaran merupakan
bagian dari strategi pembelajaran. Hubungan antara strategi, tujuan dan metode
pembelajaran dapat digambarkan sebagai suatu kesatuan sistem yang bertitik tolak
dari penentuan tujuan pembelajaran, pemilihan strategi pembelajaran, dan
perumusan tujuan, yang kemudian diimplementasikan ke dalam berbagai metode yang
relevan selama proses pembelajaran berlangsung.[12]
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Strategi
pembelajaran adalah penerapan semua aspek yang berkaitan dengan pencapaian
tujuan pembelajaran termasuk didalamnya adalah perencanaan, pelaksanaan dan
terhadap proses, hasil dan pengaruh kegiatan pembelajaran. Berdasarkan kegiatan
yang ditimbulkannya, strategi pembelajaran dapat dibagi menjadi dua bagian
yaitu strategi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dan strategi yang
berpusat pada pendidik. Sedangkan komponen strategi pembelajaran, yaitu:
1.
kegiatan pembelajaran pendahuluan, 4. penyampaian informasi,
2.
partisipasi peserta didik, 5.
tes,
3.
kegiatan lanjutan.
Strategi
pembelajaran juga mempunyai kriteria-kriteria untuk memilihnya,Metode
pembelajaran adalah suatu cara yang harus dilalui untuk menyajikan bahan pelajaran
agar tercapai tujuan pendidikan. Secara garis besar metode mengajar dapat
diklasifikasikan menjadi 2bagian yaitu: Metode mengajar konvensional dan Metode
mengajar inkonvensional.
B.
SARAN
Demikianlah makalah yang dapat pemakalah sampaikan. Pemakalah menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.Untuk itu saran dan kritik yang
membangun sangat pemakalah harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga
makalah ini berguna bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Aripin. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta:
Bumi Aksara, 2000
Basyirudin,Utsman, Metodologi Pembelajaran
Agama Islam. Jakarta: Ciputat Pers, 2001
B.Uno, Hamzah. Model Pembelajaran. Jakarta: Sinar
Grafika, 2008
Ismail. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM. Semarang:
Rasail, 2009
S, Sudjana DKK.
Metode dan Tehnik Pembelajaran Partisipatif. Bandung: Falah Production, 2001
Surakhmad,Winarno. Metodologi Pengajaran
Nasional. Bandung: Jemmar, 1980
Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana, 2007
Zuhairi H. DKK. Metodologi Pendidikan Agama.
Solo: Ramadhani, 1993
[1] Ismail. Strategi Pembelajaran Agama Islam
Berbasis PAIKEM. (Semarang : Rasail,2009),hlm.47-68
[2] Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran Berorientasi
Standar Proses Pendidikan. (Jakarta : Kencana, 2007),hlm.242-251
[3] Hamzah
B.Uno. Model Pembelajaran. (Jakarta : Sinar Grafika Offset, 2008), hlm.3
[4]
Aripin, ilmu Pendidikan.(Jakarta
: Bumi aksara,2000) Hlm.56
[5]
Sujadna S. DKK. Metode dan
Tehnik Pembelajaran Partisipatif. (Bandung : Falah Production,2001) Hlm.37
[6]
Ibid.,hlm.37-39
[7] Ibid.,Hlm.8
[8] Sujadna S. DKK.Opcit.,Hlm.7-8
[9] Utsman,Basyirudin.Metodologi Pembelajaran.(Jakarta
: Ciputat Pers, 2002) Hlm.33-34
[10]
Zuhairi H.DKK. Metodologi
Pendidikan Agama.(Solo : Ramadhani,1993) Hlm.74-92
[11] Winarno Surakhmad. Metodologi
Pengajaran Nasional.(Bandung : Jemmars,1980) Hlm.76
[12] Hamzah
B. Uno. Model Pembelajaran. (Jakarta : Sinar Grafika Offset, 2008)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar