A. Perkembangan Islam Periode Klasik
Kemajuan
peradaban Islam yang terjadi antara tahun 650-1250 M, dalam sejarah Islamdikenal dengan priode Islam klasik. Perkembangan pada Islam periode klasik
dibagi menjadi dua masa yaitu:
a.
Masa kemajuan Islam I (650 -1000 M)
Merupakan masa perluasan, integrasi
dan keemasan Islam, merentang dari sejak kelahiran Nabi Muhammad SAW sampai
dihanguskannya Baghdad oleh Hulagu Khan. Masa ini mencakup Masa Nabi Muhammad
SAW, masa Khulafaur Rasyidin, masa Dinasti Umayah Timur atau Umayah Damaskus,
masa Dinasti Abasiyah.
b.
Masa disintegrasi (1000-1250 M)
Masa terjadinya pemisahan beberapa
wilayah Abbasiyah dan tidak kuasanya para sultan di bawah tekanan para tentara.
Peristiwa-peristiwa
penting sejak mulai masa nabi Muhammad SAW sampai masa Dinasti Abasiyah
sebagai berikut:
1.
Masa Nabi
dan Khulafaur Rasyidin
Pada waktu Islam diturunkan, bangsa
Arab dikenal dengan sebutan kaum jahiliah. Kaum Quraisy Mekkah sebagai
bangsawan di kalangan bangsa arab hanya memiliki 17 orang yang pandai baca
tulis. Suku Aus dan Khazraj (penduduk
yatsrib madinah) hanya memiliki 11 orang yang pandai membaca. Hal ini menyebabkan bangsa Arab sedikit sekali
mengenal ilmu pengetahuan dan kepandaian lain.
Dalam masalah ilmu pengetahuan, perhatian Rasulullah
Muhammad SAW sangat besar. Beliau memberi contoh revolusioner bagaimana seharusnya mengembangkan
ilmu. Hal-hal yang menjadi landasan Rasulullah SAW mengembangkan ilmu:
a)
Wahyu
pertama yang diterima rasul adalah Iqra’
b)
Bangsa arab
adalah bangsa yang kuat hafalannya
c)
Nabi membuat
tradisi baru yaitu mencatat dan menuli
d)
Al-Qur’an
merupakan sumber inti ilmu pengetahuan.
Berdasarkan landasan tersebut itu, Rasulullah SAW
mulai membangun jiwa ummat Islam. Rasul membimbing sahabat-sahabat untuk
beriman dan berilmu. Mula-mula rumah Rasulullah SAW sendiri yang digunakan
sebagai tempat pertemuan kemudian rasul membuat satu tempat pertemuan di rumah
sahabat arqam bin Abil Arqam, di luar
kota Mekah. Tempat itu terkenal dengan nama Dar al arqam, di situlah
lembaga pendidikan pertama yang didirikan Rasulullah SAW. di tempat itu
pulalah, konon Rasul menyuruh sahabat untuk membuat huruf. Dalam satu
riwayat, sahabat Ali bin thalib disuruh membuat huruf dengan mengambil contoh
dari huruf bangsa Himyar. Mulai usaha
itu umat Islam sudah mengarah kepada kepandaian tulis baca.
Dengan bimbingan nabi dan pengaruh Al-Qur’an telah
lahir orang-orang pandai. Sahabat dekat Nabi banyak menjadi terkenal karena
kemampuannya Umar bin Khaththab, Ali bin Thalib, Zaid bin Tsabit, Ibnu Mas’ud,
Ibnu Umar, Ibnu Abbas. Umar bin Khaththab mempunyai keahlian menentukan hukum,
sangat jenius dalam menata lembaga pemerintahan, cerdik dalam mengatur negara.
sedangkan Ali bin Abi Thalib mempunyai keahlian dalam bidang hukum. sepeninggal
Rasulullah kepemimpinan islam dilanjutkan oleh khulafaur rasyidin. di antara
khulafaur rasyidin yang membangun peradaban Islam adalah Umar bin Khaththab,
beliau melakukan ijtihad dalam menghadapi masalah-masalah baru yang belum
pernah ada pada masa Rasulullah antara lain:
1)
Menetapkan
hukum tentang masalah-masalah yang baru, seperti dalam menetapkan ghanimah,
masalah potong tangan pencuri, mengawini ahli kitab, cerai tiga kali yang
diucapkan sekaligus, muallaf qulubuhum, dll.
2)
Memperbarui
organisasi negara, seperti disusunnya organisasi politik (al-khilafat,
al-wizarat, al-kitabat), administrasi negara (departemen-departemen).
2.
Daulah Umayah
Dinasti
umayyah didirikan oleh Muawiyah bin Abi Sufyan bin Harb bin Umayah. Muawiyah
dapat mendirikan kekuasaannya bukan atas dasar demokrasi yang berdasarkan atas
hasil pilihan umat Islam. Berdirinya dinasti umayyah bukan juga hasil dari
musyawarah, jabatan raja menjadi pusaka yang diwariskan secara turun menurun
yaitu sistem monarkhi.
Dinasti
umayyah berdiri selama 90 tahun (40-132H/661-750M) dengan Damaskus sebagai
pusat pemerintahannya. Pada dinasti ini banyak kemajuan, perkembangan dan
perluasan daerah yang dicapai terlebih pada masa pemerintahan khalifah Walid
bin Abdul Malik (86-96H/ 705-715M). Pada masa awal pemerintahan muawiyah bin
Abi Sufyan ada usaha perluasan wilayah kekuasaan ke berbagai wilayah seperti ke
india dengan mengutus Muhalllab bin Abu Sufrah dan usaha perluasan ke barat ke
darah Bizantium di bawah pimpinan Yazid bin Muawiyah selain itu juga diadakan
peluasan wilayah Afrika Utara.
Dalam upaya
perluasan daerah kekuasaan Islam pada masa Muawiyah beliau selalu mengerahkan
segala kekuatan yang dimilkinya untuk merebut pusat-pusat kekuasaan
diluar jazirah Arabia di antaranya upaya untuk menguasai kota
Konstantinovel. Paling tidak ada 3 hal yang menyebabkan Muawiyah bin Abi Sufyan
terus berusaha merebut Bizantium:
a.
Bizantium
merupakan basis kekuatan agama Kristen ortodoks yang pengaruhnya dapat
membahayakan Islam
b.
Orang-orang
Bizantium sering mengadakan pemberontakan ke daerah Islam
c.
Bizantium
termasuk wilayah yang mempunyai kekayaan melimpah
Meskipun
keadaan dalam negeri dapat diatasi pada beberapa periode akan tetapi pada masa-masa
tertentu sering kali dapat membahayakan keadaan pemerintahan itu sendiri.
Ketika pemerintahan berada di tangan Khalifah Abdul Malik bin Marwan keadaan
dalam negeri boleh di bilang teratasi dengan keadaan seperti itu, kemajuan
peradaban dapat dicapai terutama dalam politik kekuasaan.
Khalifah
Walid bin abdul malik berusaha memperluas daerahnya menuju Afrika utara yaitu
Magrib Al-aqsha dan Andalusia. Dengan keinginan yang kuat dan keberanian, Musa
bin Nusair dapat menguasai wilayah tersebut sehingga ia diangkat sebagai
gubernur untuk wilayah Afrika utara.
Ketika ia
menjabat sebagai gubernur afrika utara ia dapat menaklukan beberapa suku yang
terus mengadakan pemberontakan di daerahnya itu. Sehingga dengan demikian ia
leluasa memperluas wilayah kekuasaan islam ke daerah lainnya di seberang
lautan. Untuk tugas itu Musa bin nusair mengutus Tharif bin Malik mengintai
keadaan Andalusia di bantu oleh Julian. Keberhasilan ekspedisi awal ini,
membuka peluang bagi musa bin nusair melakukan langkah berikutnya dengan
mengirim Thariq bin Ziyad menyeberangi lautan guna merebut daerah
Andalusia. Tepat pada tahun 711 M ,Thariq mendarat di sebuat selat yang kini
selat tersebut diberi nama yakni Selat Jabal Thariq atau Selat Gibraltar.
Keberhasilan Thariq memasuki wilayah Andalusia membuat perjalan baru bagi kekuasan
Islam.
Dimasa itu
ilmu dan kebudayaan Islam berkembang dengan baik di antaranya kebudayaan (seni
sastra, seni rupa, seni suara, seni bangunan, seni ukir dan sebagainya), dan
bidang ilmu (ilmu kedokteran, ilmu filsafat, astronomi, ilmu bumi dan lainnya).
Dalam
sejarahnya, perjalan dinasti Umayyah mengalami kemunduran pada masa pemerintahan
Walid bin Yazid (125-126 H/ 743-744 M) bahkan akhirnya kekuasaan Bani
umayyah mengalami kehancuran ketika diserang oleh gerakan Bani abbasiyah
pada tahun 132H/ 750 M.
3.
Daulah Abbasiyah
Daulah bani
Abbas adalah sebuah negara yang melanjutkan kekuasaan daulat Bani
Umayyah. Dinamakan daulat Bani Abbas karena para pendiri dan penguasa
dinasti ini adalah keturunan al Abbas paman Nabi Muhammad SAW. Pendiri dinasti
ini adalah Abdullah al Saffah bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin al
Abbas. Kekuasaan berlangsung dalam waktu rantang yang panjang, dari tahun
132- 656 H/ 750-1258 M.
Berdasarkan
perubahan pola pemerintahan dan politik, para sejarawan biasanya membagi masa
pemerintahan Bani Abbas menjadi lima periode:
a. Periode pertama (750 M - 847 M), disebut periode
pengaruh Persia pertama.
b.
Periode
kedua (847 M - 945 M), disebut masa pengaruh Turki pertama.
c.
Periode
ketiga (945 M - 1055 M), masa kekuasaa dinasti Buwaih dalam pemerintahan
khalifah Abbasiyah. Periode ini disebut juga masa pengaruh Persia kedua.
d.
Periode
keempat (1055 M - 1194 M), masa kekuasaan dinasti Bani Seljuk dalam
pemerintahan khalifah abbasiyah, biasanya disebut juga dengan masa pengaruh
Turki kedua.
e.
Periode kelima
(1194 M - 1258 M), masa khalifah bebas dari pengaruh dinasti lain, tetapi
kekuasaannya hanya efektif di sekitar kota Baghdad.
Pada periode pertama, pemerintahan bani abbas mencapai
masa keemasannya. Secara politis, para khalifah betul-betul tokoh yang
kuat dan merupakan pusat kekuasaan politik dan agama sekaligus. Di sisi
lain, kemakmuran, masyarakat mencapai tingkat tertinggi. Periode ini juga
berhasil menyiapkan landasan bagi perkembangan filsafat dan imu pengetahuan
dalam Islam. Namun, setelah periode ini berakhir, pemerintahan bani Abbas mulai
menurun dalan bidang politik, meskipn filsafat dan ilmu pengetahuan terus
berkembang.
Masa pemerintahan Abu Al Abbas, pendiri dinasti ini
sangat singkat, yaitu dari tahun 750-754 M. Karena itu pembina sebenarnya dari
daulat Abbasiyah adalah Abu Ja’far Al Mansur (754-775 M). Puncak keemasan dari
dinasti ini berada pada tujuh khalifah sesudahnya, yaitu Al Mahdi (775-785 M),
Al Hadi (775-786 M), Harun Al rasyid (786-809 M), Al Ma’mun (813-833 M), Al
Mu’tashim (833-842 M), Al Wasiq (842-847 M), dan Al Mutawakkil (847-861 M).
Perbedaan antara daulat Umayyah dan
daulah Abbasiyah:
1)
Umayyah
masih mempertahankan dan mengagungkan keAraban murni, baik khalifah atau
pegawai dan rakyatnya. Abbasiyah tidak seketat itu lagi, hanya khalifah yang
dari arab sehingga istilah mawali lenyap, bahkan para menteri, gubernur,
panglima dan pegawai diangkat dari mawali, terutama keturunan Persia.
2)
Ibu kota
Umayyah, Damaskus bercorak adat jahiliyah yang ditaburi oleh kemegahan
Byzantium dan Persia. Sedangkan ibu kota Abbasiyah, Bagdad sudah bercelup
Persia secara keseluruhan dan dijadikan kota internasional.
3)
Umayyah
bukan keluarga nabi, sedangkan Abbasiyah mendasarkan kekhalifahan pada keluarga
nabi (Abbas adalah paman Nabi).
4)
Kebudayaan
Umayyah masih bercorak Arab jahiliyah dengan kemegahan bersyair dan berkisah.
Sedangkan kebudayaan Abbasiyah membuka pintu terhadap semua kebudayaan
Abbasiyah membuka pintu terhadap semua kebudayaan yang maju sehingga
berasimilasilah kebudayaan Arab, persia, Yunani dan Hindu.
5)
Khalifah
Umayyah gemar kepada syair dan kasidah sedangkan khalifah Abbasiyah gemar ilmu
pengetahuan.
B. Tokoh-Tokoh
yang Berprestasi dalam Perkembangan Islam Periode Klasik
1.
Tokoh yang
berperan dalam perkembangan Ilmu pengetahuan pada masa Umayyah
a.
Perkembangan Organisasi Negara dan Susunan Pemerintahan
Organisasi negara pada
masa Daulah Umayah masih seprti masa permulaan Islam, yaitu terdiri dari lima
badan:
1) An Nidhamus Syasi (Organisasi Politik)
Dalam bidang organisasi
politik ini telah mengalami beberapa perubahan, dibandigkan dengan masa
permulaan Islam. Perubahan yang sangat prinsip dalam beberapa hal seperti yang
diuraikan di bawah ini.
a) Kekuasaan
Perebutan kekuasaan
oleh muawiyah bin Abi Sofyan telah mengakibatkan terjadinya perubahan dalam peraturan
yang menjadi dasar pemilihan khulafaur Rasyidin. Maka dengan demikian, jabatan
khalifah beralih ke tangan raja satu keluarga, yang memerintah dengan kekuatan
pedang, politik dan tipu daya (diplomasi). Penyelewengan semakin jauh setelah
muawiyah mengangkat anaknya Yazid menjadi putra mahkota, yang dengan demikian
berarti beralihnya organisasi khalifah yang terdiri atas dasar syura dan
bersenndikan agama menjadi organisasi Al-Mulk (kerajaan) yang tegak atas dasar
keturunan serta bersandar kepada politik dari pada kepada agama.
b) Al- Kitabah
Seperti halnya pada
masa permulaan Islam, maka dalam masa Daulah Umayah dibentuk semacam dewan
Sekretariat Negara yang mengurus berbagai urusan pemerintahan. Karena dalam
masa ini urusan pemerintah telah menjadi lebih banyak, maka ditetapkan empat
orang sekretaris yaitu:
(a) Katib Ar Rasail (Sekretaris Urusan
Persuratan)
(b) Katib al-Kharraj (Sekretaris Urusan
Pajak Dan Keuangan)
(c) Katib Asy Syurthah (Sekretaris Urusan
Kepolisian)
(d) Katib Al Qqadhi ( Sekretaris Urusan
Kehakiman)
c) Al Hijabah
Pada masa Daulah
Umayah, diadakan satu jabatan baru yang bernama Al Hijabah, yaitu urusan
pengawalan keselamatan khalifah. Mungkin karena khawatir akan terulang pristiwa
pembunuhan terhadap Ali dan percobaan pembunuhan terhadap Muawiyah dan Amru bin
Ash, maka diadakanlah penjagaan ketat sekali terhadap diri khalifah, sehingga
siapapun tidak idak dapat menghadap sebelum mendapat izin dari para pengawal
(hujjab).
Kepala pengawal
keselamatan khalifah adalah jabaatan yang sangat tinggi dalam istna kerajaan,
waktu khalifah Abdul Malik bin Marwan melantik kepala pengawalnya, antara lain
dia memberi amanat “Engkau telah kuangkat menjadi kepala pengawalku. Siapapun
tidak boleh masuk menghadap tanpa izinmu, kecuali pengantar pos dan pengurus
dapur”.
2) An Nidhamul Idari
Organisasi tata usaha
Negara pada permulaan Islam sangat sederhana, tidak diadakan pembidangan usaha
yang khsus. Demikian pula keadaannya pada masa Daulah Bani Umayah, administrasi
Negara sangat simpel.
Pada umumnya, di
daerah-daerah Islam bekas daerah romawi dan persia administrasi pemerintahan
dibiarkan terus berlaku seperti yang telah ada, kecuali diadakan
perubahan-perubahan kecil.
a) Ad Dawawin
Untuk mengurus tata
usaha pemerintahan, maka Daulah Umayah mengadakan empat buah dewan atau kantor pusat,
yaitu:
(1)
Diwanul
kharraj
(2)
Diwanul
Rasail
(3)
Diwanul
Mustaghilat al Mutanawi’ah
(4)
Diwanul
khatim, dewan ini sangat penting karena tugasnya mengurus surat-surat lamaran
raja, menyiarkannya, menstempel, membungkus dengan kain dan dibalut dengan
lilin kemudian diatasnya dicap.
b) Al Imrah Alal Baldan
Dauah umayah membagi
daerah mamlakah Islamiyah kepada lima wilayah besar, yaitu:
(1) Hijaz, Yaman dan Nejed ( pedalaman
jazirah Arab)
(2) Irak Arab dan Irak ajam,Aman dan
Bahrain, Karman dan Sajistan, Kabul dan Khurasan, negeri-negeri dibelakang
sungai (Ma Wara’a Nahri) dan Sind serta sebagian negeri Punjab
(3) Mesir dan Sudan
(4) Armeniia,Azerbaijan, dan Asia kecil
(5) Afrika Utara, Libia, Andalusia, Sisilia,
Sardinia dan Balyar
3) Barid
Organisasi pos diadakan
dalam tata usaha Negara Islam semenjak Muawiyah bin Abi Sofyan memegang jabatan
khalifah. Setelah khalifah Abdul Malik bin Marwan berkuasa maka diadakn perbaikan-perbaikan
dalam organisasi pos, sehingga ia menjadi alat yang sangat vital dalam administrasi
Negara.
4)
Syurthah
Organisasi Syurthah
(kepolisian) dilanjutkan terus diasa daulah umayah, bahkan disempurnakan. Pada
mulanya organsasi kepolisian ini menjadi bagian dari organisasi kehakiman, yang
bertugas melaksanaan perintah hakim dan kepusan-kepusan pengadilan, dan kepalanya sebagai peksana Al Hudud.
Tidak lama kemudian,
maka organisasian terpisah dari kehakiman dan berdiri sendiri, dengan tugas
mengawasi dan mengurus soal-soal kejaatan. Khalifah hisyam memasukan dalam
organiasi kepolisian satu badan yang bernama Nidhamul Ahdas yang tugas hampir
serupa dengan tugas tentara yaitu semacam brigade mobil.
5)
An
Nidhamul Mali
Yaitu organisasi
keuangan atau ekonomi, bahwa sumber uang masuk pada zaman Daulah Umayah pada
umumnya seperti Dizaman permulaan Islam.
a) Al Dharaib
Yaitu suatu kewajiban
yang harus dibayar oleh warga negara (Al dharib) pada zaman daulah umayah dan
sudah berlaku kewajiban ini dizaman permulaan Islam kepada penduduk dari
negeri-negeri yang baru ditaklukan, terutama yang belum masuk Islam ditetapkan
pajak-pajak Istimewa. Sikap yang begini
telah menimbulkan perlawanan pada beberapa daerah.
b) Masharif Baitul Mal
Yaitu saluran uang yang
keluar pada masa Daulah Umayah pada umumnya sama seperti pada masa permulaan
Islam yaitu untuk:
(1) Gaji para pegawai dan tentara serta
biaya tata usaha negara
(2) Pembangunan pertanian, termasuk irigasi
dan penggalian terusan terusan
(3) Biaya orang-orang hukuman dan tawanan
perang
(4) Biaya pelengkap perang
(5) Hadiah-hadiah kepada para pejuang dan
para ulama
Kecuali
itu, para khalifah Umayah menyediakan dana khusus untuk dinas rahasia,
sedangkan gaji tentara ditingkatkan sedemikian rupa demi untuk menjalankan
politik tangan besinya.
6)
An-Nizamul Harbi
Organisasi pertahanan
pada masa Daulah Bani Ummayah hampir sama seperti yang telah dibuat oleh
Khalifah Umar, hanya saja lebih disempurnakan. Bedanya, jika pada waktu
Khulafaur Rasyidin, tentang Islam adalah tentara sukarela. Sedangkan pada zaman
Daulah Bani Umyyah,orang masuk tentara kebanyakan karena terpaksa. Mereka
dikenakan wajib militer berdasarkan Nizamut
Tajnidil Ijbarl, yaitu undang-undang wajib militer.
Politik ketentaraan
pada masa Banin Ummayah, yaitu politik yang berorientasi Arab dimana anggota tentara haruslah terdiri
atas orang-orang Arab atau imam Arab. Organisasi tentara pada masa ini banyak
mencontoh organisasi tentara Persia. Setelah Muawiyah memegang kendali negara Islam, dibangunlah armada Islam yang
kuat dengan tujuan:
a) Mempertahankan
daerah-daerah Islam dari serangan armada Romawi dan
b) Memperluas dakwah
Islami.
Muawiyah membentuk armada musim panas dan armada musim dingin sehingga ia
sanggup untuk melaksanakan dakwah dalam segala musim. Armada
dakwah ini juga mampu bertempur jika dakwah islamiah dihalang-halangi oleh
pihak musuh.
7)
An-Nizamul Qadai
Pada masa
dinasti Bani Umayah ini pengadilan dipisahkan dengan kekuasan politik. Kehakiman pada masa ini mempunyai dua cirri
kahasnya, yaitu:
a) Bahwa
seorang Qadhi (Hakim) memutuskan perkara denga ijtihadnya, karena pada masa itu
belum ada “Mazhab Yang Empat” ataupun mazhab-mazhab lainnya.
Pada masa ini para Qadhi menggali hukum sendiri dari Al-Qur’an dan Sunnah
dengan berijtihad.
b) Kehakiman
belum terpengaruh dengan politik. Karena para Qadhi bebas merdeka dengan
hukumnya, tidak terpengaruh pada kehendak orang besar yang berkuasa. Mereka
bebas bertindak, dan keputusan mereka berlaku atas penguasa dan petugas pajak.
Kekuasaan kehakiman di zaman ini dibagi menjadi tiga badan, yaitu:
(1) Al-Qadha’ atau qadhi, yang
tugasnya menyelesaikan perkara-perkara yang berhubungan dengan agama.
(2) Al-Hisbah,di mana tugas
al-Muhtasib (kepala hisbah) adalah menyelesaikan perkara-perkara umum dan
soal-soal pidana yang memerlukan waktu yang cepat.
(3) An-Nadhar fi Mudlalim yaitu
mahkamah tertinggi atau mahkamah banding yang biasanya mengadili para hakim dan
paara pembesar yang bersalah. Pengadilan ini bersidang di bawah pimpinan
Khalifah sendiri atau orang yang ditunjuk olehnya.
b.
Bidang Ilmu
Pengetahuan dan Kebudayaan
Ilmu
pengetahuan dan kebudayaan mendapat tempat di hati para penguasa Daulah
Umayyah. Kota Basrah dan Kufah dijadikan sebagai pusat kegiatan ilmiah.
Cabang-cabang pengetahuan berkembang dengan pesat di era ini, seperti sejarah,
tata bahasa, geografi, arsitektur, dan berbagai pengetahuan lainnya.
Perkembangan ilmu pengetahuan ditandai dengan munculnya ilmuwan-ilmuwan di
berbagai disiplin ilmu.
Khlifah Umar
bin Abdul Aziz, sering mengundang para ulama dan fukaha ke istana untuk
mengkaji ilmu dalam berbagai majelis. Ulama-ulama yang muncul pada waktu itu
antara lain Hasan al-Basri, Ibnu Zihab al-Zuhri dan Wasil bin Ata’.
Pada masa
pemerintahan Abdul Malik bin Marwan, bahasa Arab digunakan sebagai bahasa
administrasi negara. Hal itu mendorong lahirnya seorang bangsawan yang bernama
Sibawaih. Ia mengarang sebuah buku yang berisi pokok-pokok kaidah bahasa Arab
yang berjudul al-Kitab yang terkenal
hingga saat ini.
Pada zaman
Khalifah Khalid bin Yazid dan Umar bin Abdul Aziz, pengembangan ilmu
pengetahuan mendapay perhatian besar sehinnga pada masa ini tumbuhlah
gerakan-gerakan yang berusaha mengembangkan pengetahuan, seperti:
1) Gerakan ilmu agama
2) Gerakan filsafat
3) Gerakan sejarah
Ilmu
pengetahuan yang berkembang pada masa Daulah Bani Umayyah di antaranya:
a)
Bidang Pendidikan
(1) Ilmu agama ( al-ulumul
Diniyyah) yang meliputi:
(a) Ilmu qira’at
(ilmu mebaca al-qur’an)
(b) Ilmu tafsir
(c) Ilmu hadis
(d) Ilmu nahwu dan sharaf
(e) Ilmu tarikh
(2) Ilmu
pengetahuan umum (al-ulumul addakhilyyah) yang meliputi:
a.
Ilmu kimia
b.
Ilmu
kedokteran
c.
Ilmu bumi
d.
Ilmu
astronomi
(3) Bidang Seni
a.
Seni rupa
Seni rupa yang berkembang adalah
seni ukir dan pahat. Saat itu banyak ayat Al- Qur’an dan Hadis Nabi yang diukir
di tembok masjid serta istana raja.
b.
Seni suara
Seni suara yang berkembang antara
lain: qira’atul Qur’an dan qasidah.
b)
Bidang Sastra
Bidang kesusastraan mengalami
kemajuan. Hal itu ditandai dengan munculnya sastrawan-sastrawan seperti:
(1)
Qays bin
Mulawah, termasyhur denga sebutan dengan sebutan Laila Majnun (wafat 649 M)
(2)
Jamil Al-Uzri (wafat tahun 701 M)
(3)
Al-Akhtal ( wafat tahun 710 M)
(4)
Umar Bin Abi Rubi’ah (wafat tahun 719 M)
(5)
Al-Farazdaq (wafat tahun 732 M)
(6)
Ibnu Al-Muqoffa (wafat tahun 756 M)
(7)
Ibnu Jarir (wafat tahun 792 M)
c)
Seni Arsitektur
Pembangunan fisik pada masa Daulah
Bani Umayyah juga mendapat perhatian yang besar. Usaha yang dilakukan oleh
Daulah Bani umayyah dalam kaitannya dengan pelestarian bangunan bersejarah
antara lain:
(1)
Mengubah
gereja St. Jhon di Damaskus menjadi masjid
(2)
Merenovasi
Masjid Nabawi
(3)
Membangun
Istana Qusayr Amrah dan Istana al-Mustafa yang digunakan sebagai tempat
peristirahatan di padang pasir.
2.
Tokoh yang Berperan dalam Perkembangan
Ilmu Pengetahuan pada Masa Abbasiyah
Secara umum dapat dikatakan Dinasti abbasiyah mencapai
puncak keemasannya karena terdapat beberapa faktor:
a.
Islam makin
meluas, tidak di Damaskus, tetapi di Baghdad
b.
Orang-orang di luar Islam dipakai untuk menduduki insttusi
pemerintah
c.
Pemerintahan
Ababsiyah membentuk tim penerjemah bahasa Yunani ke bahasa arab sebagai
penerjemah memberikan pendapatnya
d.
Rakyat bebas
berpikir serta memeproleh hak asasinya dalam segala bidang
e.
Adanya
perkembangan ilmu pengetahuan
f.
Dalam
penyelenggaraan Negara dalam masa bani Abbasiyah ada jabatan wazir
g.
Ketentuan
profelsional baru terbentuk pada masa pemerintahan bani Abasiyah
Abad X masehi disebut abad
pembangunan daulah Islamiyah di mana dunia Islam, mulai dan Cordove di Spanyol
sampai ke Multan di Pakistan, mengalami pembangunan di segala bidang, terutama
dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
a)
Ilmu Naqli
Ilmu naqli
adalah ilmu yang bersumber dari naqli (Al Qur’an dan hadits), yaitu ilmu yang
berhubungan dengan agama islam. Ilmu-ilmu itu antara lain:
b) Ilmu Tafsir
Cara
penafsiran ilmu tafsir ada dua macam :
·
Tafsir bil
ma’tsur, yaitu menafsirkan Al Qur’an dengan hadits nabi. Mufasir golongan ini
adalah:
- Ibn Jarir at thabary dengan tafsirnya sebanyak 30 juz
- Ibn Athiyah al andalusi (Abu muhamad bin Athiyah) 481-546
H.
- As-Suda yang mendasarkan penafsirannya pada Ibn Abbas,
ibn mas’ud, dan para sahabat lainnya (wafat 127 H).
·
Tafsir bir
Ra’yi, yaitu menafsirkan Al qur’an dengan mempergunakan akal dengan memperluas
pemahaman yang terkandung didalamnya mufasir golongan ini yang termasyhur:
-
Abu Bakar
Asma (Mu’tazilah) wafat 240 H.
-
Abu Muslim
Muhamad bin nashr al Isfahany (Mu’tazilah) wafat 322 H.
-
Ibnu Jaru al
asady (mu’tazilah), wafat 387 H. Beliau menafsirkan Bismillah 120 macam.
-
Abu Yunus
Abus Salam al Qazwany (w.483 H), beliau menafsirkan al Fatihah 7 jilid.
c)
Ilmu hadits
Hadits
adalah sumber hukum Islam yang kedua setelah Al qur’an. Usaha pelestarian dan
pengembangannya terjadi pada dua periode besar yaitu masa mutaqaddimin dan masa
Mutaakhirin.Yang mula-mula menulis hadits dengan menyaring hadits yang shahih
adalah Imam al Bukhari yang hasilnya terkenal dengan kitab Al Jami’as Shahih,
diikuti oleh muridnya yaitu Imam Muslim (w.261H) dengan kitabnya Shahih
Muslim. Sesudah itu tampil beberapa iam menyaring haidts-hadits yang
belum disaring oleh kedua imam tadi, Abu Daud (w.275 H), At Turmudzy (w.279 H),
An-Nasai (w.303H), Ibnu Majah (w.273 H) yang masing-masing kitabnya disebut
Sunan. Sesudah itu datang Imam Ahmad bin Hambal (w.241 H) kitabnya disebut
Musnad.
1)
Ilmu Kalam
Di antara
pelopor dan ahli ilmu kalam yang terbesar yaitu washil bin Atho, Abu Huzail al
Allaf, Abu Hasan al Asyari, dan Imam Ghazali.
2)
Ilmu Tasawuf
Inti
ajarannya tekun beriabdah dengan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah,
meninggalkan kesenangan dan perhiasan dunia, serta bersunyi diri beribadah.
Dalam sejarah sebelum timbul aliran tasawuf terlebih dahulu muncul aliran
zuhud.aliran zuhud timbul pada akhir abad I dan permulaan abad II. Zahid-zahid
yang terkenal di sini ialah Sufyan Al Tsauri (w.135 H), Hasan Al Bashri
(w.110H) dan rabiah Al adawiyah (w.185 H), Ibrahim bin Adham (w.162H), Syafiq
Al balkhi (w.194 H), Ja’far al Sadiq (w.148 H).
3)
Ilmu Fiqih
Para fuqaha
yang lahir zaman ini terbagi dalam dua aliran:
-
Ahli hadits
adalah aliran yang mengarang fiqih berdasarkan hadits. Pemuka aliran ini adalah
Imam Malik dengan pengikut-pengikutnya, pengikut Imam Syafi’i, pengikut Sufyan,
dan pengikut Imam Hambali.
-
Ahli ra’yi
adalah aliran yang mempergunakan akal dan pikiran dalam menggali hukum. Pemuka
aliran ini ialah abu hanifah dan teman-temannya fuqaha dari Irak.
Para Imam
fuqaha ialah:
-
Imam Abu
Hanifah yaitu nu’man bin Tsabit bin zauthi, dilahirkan di Kufah
tahun 80 H.
-
Imam Malik,
yaitu malik bin anas bin malik bin Abi Amir, dilahirkan di Madinah tahun 93 H.
-
Imam
Syafi’i, yaitu Abu Abdullah Muhammad bin Idris bin Abbas bin Usman bin syafi’i
dilahirkan di Khaza provinsi askalan.
-
Imam Ahmad,
yaitu Ahmad bin hambal bin hilal Az Zahliy asy-Syaibany, lahir 164 H.
4)
Ilmu Aqli
Ilmu Aqli
adalah ilmu yang didasarkan kepada pemikiran (rasio). Ilmu yang tergolong ilmu
ini kebanyakan dikenal ummat Islam berasal dari terjemahan asing: dari yunani,
Persia, atau India. Memang dalam Al Qur’an ada dasar-dasar ilmu ini tetapi
ummat islam mengenal ilmu ini setelah mempelajarinya dari luar. Ilmu yang masuk
ke dalam ilmu aqli adalah:
a)
lmu
Kedokteran
Ilmu
kedokteran masa ini masih merupakan bagian dari ilmu filsafat dan berkembang
bersama-sama ilmu filsafat. Dokter pada masa ini adalah Al Razi dan Bin Sina.
(1)
Al Razi
(865-925 M) yang terkenal di dunia barat dengan sebutan Rozes. Ia adalah murid
Hunain Bin Ishaq. Sewaktu masih muda Al Razi hidup sebagai dokter kimia
selanjutnya sebagai guru dokter medicine. Kitab-kitab karangan tidak kurang
dari 200 jilid yang kebanyakan berisi ilmu kedokteran. Sebuah bukunya yang
masyhur ialah “al-Hawi”. Buku ini merupakan sari ilmu Yunani, syria dan arab.
(2)
Ibn Sina,
Abu Ali Husein bin Abdullah bin Sina, lahir di Afsyana, suatu tempat yang
terletak di dekat Bukhara di tahun 980 M. Ibn Sina menulis ensiklopedi tentang
ilmu kedokteran yang terkenal dengan nama al Qanun fi al Thib. Ilmu ketabiban
modern mendapat pelajaran dari Ibnu Sina.
b)
Ilmu
Filsafat
Tokoh-tokoh
filsafat:
-
Al Kindi
(796-873 M)
Al Kindi,
Abu Yusuf bin Ishaq, berasal dari Kindah di yaman, lahir di Kufah (Irak) tahun
796 M. Di kalangan kaum muslimin, orang yang pertama memberikan pengertian
filsafat dan lapangannya. Al Kindi terkenal dengan sebutan ‘Filosuf Arab”. Al
Kindi banyak mengarang buku tetapi jumlahnya tidak ada kesepakatan para penulis
biografi. Isi karangannya meliputi filsaft, logika, ilmu hitung, astronomi,
kedokteran, ilmu jiwa, politik, optik, musik, matematika dan sebagainya.
-
Al Farabi
Al Farabi
adalah Abu Nashr Muhammad bin Muhammad bin Thankhan, lahir di Farab tahun 257
H/870 M. Al Farabi luas pengetahuannya, mendalami ilmu-ilmu yang ada pada
zamannya, serta mengarang buku-buku dalam ilmu tersebut. Buku-bukunya
menunjukkan bahwa ia mendalami ilmu-ilmu bahasa, matematika, kimia, astronomi,
kemiliteran, musik, ilmu alam, ketuhanan, fisika, dan mantik. Al farabi
mendapat gelar “Guru Kedua” (al-mu’allimu al-Tsani).
-
Al Ghazali
Al Ghazali
adalah Abu Hamid bin Muhammad Al Ghazali, (w.505 H/1111M). Dalam sejarah
filsafat Islam ia dikenal sebagai orang yang pada mulanya syak terhadap
segalanya. Ia syak terhadap ilmu kalam karena terdapat bebrapa aliran yang
saling bertentanagn. Sesudah ia mempelajari filsafat, ternyata Al Ghazali juga
menemukan argumen-argumen yang bertentanagn dengan ajaran Islam. Maka, ia mengarang
buku maqasid al Falasifah yang menjelaskan pemikiran-pemikiran filsafat. Karya
Al ghazali Ihya Ulumuddin, Tahafut al falasifah dan lain-lain.
-
Ibn Rusyd
Ibn Rusyd
adalah Abu al walid muhammad bin Muhammad bin Rusyd, lahir di Cordova tahun
1126 M. Ibn Rusyd dikatakan orang besar ilmu filsafat. Ia telah membangun eropa
dengan pikiran-pikiran Islam dan mengantarkan dunia barat ke pintu gerbang
renaisance. Dalam bidang kedokteran terdapat 16 jilid karangannya. Buku itu
bernama ‘Kulliyat fi al Thib” (aturan umum kedokteran). Ibn Rusyd juga
meninggalkan karangan-karangannya dalam ilmu hukum misalnya Bidayat al
Mujtahid.
c)
Ilmu Optik
Dalam ilmu
ini yang terkenal namanya adalah Abu Ali al hasan bin al Haytam (965 M). Orang
eropa menyebutnya Alhazen. Ia ahli dalam ilmu mata (optik), cahaya, dan warna.
Bukunya “kitab al Manazhir”mengenai ilmu cahaaya diterjemahkan ke bahasa latin
di masa gerard of Cremona dan disiarkan pada tahun 1572.
d)
Ilmu
Astronomi
Tokoh-tokohnya:
-
Al Fazari
-
Al Farghani
-
Al Battani (Albateganius)
-
Al Biruni
e)
Ilmu Hitung
Tokoh-tokohnya:
-
Al
Khawarizmi
Al Khawrizmi
penemu Alqarisme (logaritme), dalam ilmu matematika. Ia mampu
menjembati antara matematika klasik menjadi modren. Ia mengarang buku Hisab Al
jar wa al Muqabalah. Ia memperkenalakan ilmu aljabar ke dunia barat dan
memperkenalakan angka arab ke dunia barat yang diberi nama Al qarism.
-
Umar Al
Khayyam
Jika al
Khawarizmi lebih banyak menumpahkan perhatiannya pada quadratic (lipat empat)
maka Umar al Khayyam mengutamakan persamman kubik dan persamaan derajat. Dalam
dunia islam sarjana yang sejalan dengan Umar al Khayyam diantaranya Sijmi dan
Ibn Laith dan al Kuhi.
f)
Ilmu Kimia
Tokoh-tokohnya:
-
Jabir bin
Hayyan
Bapak ilmu
kimia ialah jabir bin hayyan yang berkembang di Kufah sekitar 776 M.
-
Ar Razi
Sarjana lain
yang masyhur namanya dalam ilmu kimia adalah Ar- razi, hanya saja dia lebih
banyak dikenal dalam lapangan ilmu kedokteran.
g)
Ilmu geografi
(Ilmu Bumi)
Dalam ilmu
geografi (ilmu bumi) Ibnu Khardazbah yang telah meninggalkan buku geografinya “Al
Masalik wa al Mamalik”, dipandang sebagai ahli geografi Islam terdahulu yang
menjadi pedoman bagi pelaut yang menjelajahi lautan. Selain itu, Ibnu Haik
dengan karyanya Kitabu sifati jaziratil arab, Ibnu Fadlan dengan
karyanya Rihlah Ibnu Fadlan, al-Muqaddasi karyanya Ahsanaut Taqasin
Fi Ma’rifatil Aqalim, abu Ubaid Al-Bakry dengan karyanga Al-Mu’jam, Syarif
Idrisy karyanya Nuzatul Mustaqifi Ikhtiraqil Afaqi.
C. Mengambil Ibrah
dari Peristiwa Masa Daulah Umayyah dan Bani Abbasiyah
1. Ibrah dari Masa Daulah Umayyah
(1)
Sesama
muslim seharusnya tidak mengalang kekuatan untuk saling melemahkan. Ajaran
Islam sangat menjunjung tinggi asas musyawarah. Dengan demikian, seluruh elemen
harus terwakili dalam musyawarah untuk kepentingan umat secara lebih luas,
bukan untuk kepentingan golongannya apalagi hanya untuk kepentingan diri dan
keluarganya.
(2)
Umat Islam
harus selalu berpegang pada ajaran Al-Qur’an dan sunah Rasulullah.
(3)
Ketidak puasan
terhadap pemerintahan Daulah Umayyah yang lebih mementingakan kepentingan golongan mereka membuat rakyat
berusaha untuk memberontak. Seorang pemimpin haruslah adil dan amanah agar
mereka dapat menampung aspirasi rakyatnya.
2. Ibrah dari
Daulah Abbasiyah
Penyebab kemunduran Bani Abbasiyah
antara lain:
a.
Perpecahan
antarbangsa keturunan Arab dan bangsa non-Arab (‘Ajam)
b.
Perbedaan
pendapat antar tradisi Muslim Arab dan Muslim non-Arab
c.
Sikap iri
kaum Zimmy terhadap kemajuan Islam secara signifikan
d.
Keturunan
Khalifah yang merasa berhak melanjutkan kekhalifahan, sedangkan rezim baru
tidak peduli dengan sistem keturunan
e.
Munculnya
beragan keagamaan seperti Syiah, Qaramithah, Ismailiyah, yang melahirkan
ideologi baru
f.
Kehidupan
keduniaan akibat kemajuan di segala bidang, melahirkan sifat konsumtif
dilingkungan keluarga khalifah
g.
Kepemimpinan
pada generasi kedua tidak cakap sebagaimana generasi sebelumnya
h.
Adanya
perang salib yang berlangsung selama dua abad, sehngga cukup melelahkan militer
Islam.
Ibrah yang dapat kita petik, diantaranya:
-
Kita dapat
meneladani pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban Islam pada masa
Bani Abbasiyah yang telah memberikan dampak posiif terhadap kehidupan umat
Islam.
-
Keterlibatan
para khalifah yang memberikan motivasi kepada para ilmuwan untuk melakukan
kajian ilmiyah dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan.
-
Bersungguh-sungguh
dalam meraih cita-cita pantang menyerah walaupun banyak hambatan.
-
Bekerjasama
dan saling menolong sesama umat dalam segala usaha.
-
Selalu
mengutamakan kepentingan agama.
-
Hidup yang
optimis, dinamis, inovatif, dan siap menerima kritik konstruktif.
-
Punya
pandangan hidup lebih baik yang berdasarkan pada norma susila, norma budaya,
norma hukum, dan norma agama.
-
Adanya
keseimbangan antara sistem pemerintahan dan kekuatan rakyat.
D. Meneladani Tokoh-Tokoh yang Berprestasi pada Periode Klasik
1. Bani Umayyah
Khalifah
Umar Bin Abdul Aziz sering mengundang para ulama dan fukaha ke istana untuk
mengkaji ilmu dalam berbagai majelis. Ulama-ulama yang muncul pada waktu antara
lain Hasan Al-basri, Ibnu Syihabuddin al-Zuhri, dan Wasil bin Ata’.
Pada masa pemerintahan Abdul Malik
bin Marwan, bahasa Arab digunakan sebagai bahasa negara. hal itu mendorong lahirnya seorang
bangsawan yang bernama Sibawaih. Ia menulis sebuah buku yang berisi pokok-pokok
kaidah bahasa arab yng berjudul al-kitab yang terkenal hingga saat ini.
Pada zaman Khalifah Khalid bin Yazid dan Umar bin Abdul Aziz
pengembangan ilmu pengetahuan mendapat perhatian yang besar, sehingga pada masa
ini tumbuhlah gerakan-gerakan yang berusaha mengembangkan ilmu pengetahuan,
seperti:
-
Gerakan
pengembangan ilmu agama
-
Gerakan
kajian ilmu-ilmu hadis
Gerakan penulisan sejarah
Masjid dijadikan sebagai pusat pengembangan ilmu
pengetahuan, baik ilmu pengetahuan agama maupun umum. Guru-guru yang mengajar
agama di antaranya: Abdullah bin Abbas, Rabi’ah, Hasan Basri, dan Ja’far
As-Sidiq. Mereka mengajar di berbagai kota di seluruh negeri. Ubaid bin
Syaryah, penulis Kitabul Amsal, secara garis besar mengelompokkan ilmu
pengetahuan menjadi:
1)
Al-Adabul
Hadisah (ilmu-ilmu baru) yang terdiri atas:
2)
Al-Ulumul
Ilmiah: yaitu ilmu Al-Quran, hadits, fiki, tarikh, dan
geografi.
3)
Al-Ulumud
dakhliyyah seperti ilmu kedokteran, filosofi, dan ilmu pasti
serta ilmu eksakta lainnya.
4)
Al-Adabul
Qadimah (ilmu-ilmu lama) seperti ilmu lugah, syair, khitabah,
dan amisal.
2. Bani Abbasiyah
Pada zaman
pemerintahan Bani Abbasiyah, proses pengalihan ilmu pengetahuan dilakukan
dengan cara penerjemahan berbagai buku karangan
bangsa-bangsa terdahulu, seperti buku-buku karya bangsa Yunani, Romawi
dan Persia serta sumber dari berbagai naskah yang ada di kawasan Timur Tengah
dan Afrika seperti Mesopotania da Mesir.
Perkembangan
kebudayaan Islam berjalan seiring dengan penyebaran ajaran Islam. Pada masa
Bani Abbasiyah wilayah pemerintahan Islam meluas sampai ke Spanyol Barat dan India
Timur. Untuk masa beberapa ratus tahun banyak orang-orang non-Islam yanbg masuk
Islam karena tertarik dengan kemajuan dan kerapian Islam. Contohnya adalah
Produk Mesir, Suriah, Palestina, Persia, Aljazair, Maroko, Libya, Tunisia dan
Spanyol.
Beberapa
bangsa yang terarabkan itu banyak yang sudah lupa akan bahasa dan kebudayaan
mereka sendiri. Pada masa pemerintahan Harun ar-Rasyid dan Khalifah al-Makmun,
peradaban islam mencapai masa keemasannya.
Pada masa
pemerintahan Bani Abbasiyyah wilayah-wilayah yang telah mendapat ajaran islam
mengalami kemajuan yang cukup pesat, sementara wilayah lain yang belum mendapat
ajaran Islam, peradabannya masis terbelakang. Khalifah Harun Ar-Rasyid (170-193
H/786-809 M) adalah pendiri perpustakaan pusat di baghdad, Irak. Dengan
kemajuan perpustakaan tersebut pada zaman itu, umat Islam telah banyak
melakukan kajian kritis tentang ilmu pengetahuan, sehingga ilmu pengetahuan,
sehingga ilmu pengetahuan baik aqli (rasional) ataupun naqli
(berdasarkan teks Al-Quran dan hadits) mengalami kemajuan pesat.
Pada masa
pemerintahan khalifah Al-Makmun, buku-buku ilmu pengetahuan dan filsafat dari
berbagai bahasa diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Dengan demikian, kedudukan
bahasa Arab semakin tinggi.
Bahasa Arab
telah digunakan di berbagai bidang menggantikan bahasa Yunani dan Persia.
Bahasa arab digunakan sebagai bahasa administrasi, bahasa ilmu pengetahuan,
filsafat, dan bahasa diplomasi. Berkembangnya pendidikan dan ilmu pengetahuan,
maka berdidilah lembaga-lembaga pendidikan. Pada zaman itu muncul tokoh-tokoh
ahli yang keteladanannya terus dapat diikuti hingga masa kini, sperti:
a.
Ilmu tafsir,
tokohnya: Ibnu Jarir ath-Tabari dan as-Suda.
b.
Ilmu hadis,
tokohnya: Imam Bukhori, Muslim, Ibnu Majah, Abu Daud, dan an-Nasai.
c.
Ilmu
Tasawuf, tokohnya: Imam Ghazali dan Sihabudin.
d.
Ilmu fikih,
tokohnya: Imam Abu Hanifah, Imam malik, Imam Syafi’i, dan Imam ahmad.
Beberapa
sastrawan dan budayawan yang munul pada masa Daulah Abbasiyyah adalah: Umar
Khayam (ilmuwan metematika, astronomi, dan filsafat), az-Zamakhsyari (pakar
ilmu bahasa dan kesustraan Arab), Al-Qusyairi dan Al-kindi.
terima kasih, sangat bermanfaat
BalasHapusjozz mkasih yh
BalasHapusTerlalu banyak mbak
BalasHapusBaguss....👌
BalasHapus