diskusiku bersama Tuhan
Tepatnya, Malam tahun baru 2013, pertama dalam sejarah, aku merayakan malam pergantian tahun bersama teman-teman yang dapat
dibilang baru pertama ku kenal. Aku fikir
siapa aku
berada diantara mereka yang jelas-jelas kita beda latar
kerakter yang lain sudah kenal karna mungkin
satu sd atau satu desa barangkali , benar-benar entah kenapa aku dapat
bergabung dengan mereka. Danhan yang tak ku
sangka pun terjadi lagi-lagi aku harus bertemu dengan petrick dan
bull secara bersamaan.Tapi ya, sebisa mungkin aku bersikap
biasa terhadap mereka.Sebisa mungkin aku menyembunyikan rasaku. Rasa yang mungkin
aku sendiri tak begitu mengerti apa itu. Namun kehadiran sosok el membuatku semakin terheran-heran kepada
petrick, akupun berpaling kepada bull yang mulai membuatku nyaman dan tertawa
lepas. Entah kenapa malam itu secara kebetulan kita memakai baju yag senada,
baik aku maupun bull tak merencanakan ini sebelumnya. Aku hanya tersenyum kecil
menatapi hal itu. Hal yang mungkin menurutnya kita selalu
samaan dalam suatu hal. Disini kita selalu bebas mengeluarkan
pendapat masing-masing, meskipun itu menyangkut masa laluku maupun masa lalu si
bull. Bull banyak menceritakan hal-hal yang berhubungan dengannya, begitu pula
dengan aku. Ternyata, setelah aku banyak cerita, dia menjelaskan bahwa tepatnya
mantanku adalah teman dekatnya juga.Kebetulan juga dia masih berteman sampai
saat itu. Dan seterusnya , kami melewati malam itu , dengan tawa canda , adayang
asik main gitar ,ada yg ngobrol , bakar ikan , dan banyak lagi yg mejadikan
semuanya terlewat begitu cepat, malam kian larut dan yang di tunggu tunggu puun
tiba , PUNCAK ACARA.....
Tepat pukul 00.00
kita bersama-sama keluar rumah dan merayakan malam itu, malam yang benar-benar belum
pernah aku rasakan selain malam itu , thanks for everything guys atas
kebahagiaan kebersamaan serta kesenangan itu. Selesai makan kita memutuskan
untuk nonton film, masih ingat sekali waktu itu dihadapan bola mataku, film
“ninja asashi”.Ketika itu, secara diam-diam aku merasakan bahwa sosok bull
terasa aneh dan aku beranggapan bahwa dia begitu banyak membuatku tertawa meski
dalam hal kecil sekalipun. Dan malam itu pun telah usai ,dan kami pulang ke rumah
masing masing , benar-benar pengalaman yg mengesan kan .
Aku menjalani hari-hari ku lagi,
seperti biasa .Sampai pada
waktunya aku mendapati sebuah sms dari nomor baru, tebak siapa dia, dia adalah
si bull. Awalnya biasa aja, tapi lama-lama aku merasa asik juga smsan sama dia,
walaupun hanya sekedar bercandaan. Tetapi, rencana Tuhan memang tak bisa di
tebak, justru aku lebih berpaling kepada
petrick yang mungkin lebih perfect di banding si bull, egios ?ya bisa
dikatakkan seperti itu, lagipula baik keduanya kita baru sama-sama kenal dan
keduanya memang sama-sama asik, sampai-sampai aku menelantarkan si bull.
Jahat?Ya itulah aku. Aku mengakuinya karna memang seperti
itulah faktanya. dan aku tak mau dianggap sebagai
seorang yang MUNAFIK.
Pertemuan itu mungkin awal, aku merasa bahwa petrick
merasakan hal yang sama karna aku menebaknya dari cara dia, dari tuturkata yang
dia ucapkan. Tapi, ternyata itu semua gak cukup. Aku terlalu cepat percaya, aku terlalu banyak
menduga-duga, dan aku terlalu mudah untuk jatuh hati. Meskipun
terhadap orang yang mengiris perlahan-lahan “ini”. Petrick mungkin tak sadar
akan kelakuannya dia beranggapan tak seperti itu tapi orang lain meresponnya
secara bertolak belakang. Lalu siapa yang salah? Yang salah adalah
ketika kita menelantarkan teman kita sendiri, yang salah adalah ketika kita
berlaku sombong dan beranggapan bahwa kita terlalu lebih. Sejak saat itu baik
aku maupun si bull lost contact, gak ada kabar, gak ada ketawa ketiwi lagi, dan
gak ada curhatan yang keluar lagi.
Rindu?Entahlah, aku juga tak tau mengenai hal ini.Yang aku
tau mungkin dia sudah terlalu lelah. Dia terlalu capek sehingga dia mulai
menjauh perlahan-lahan. Dan aku tak
pernah menyesalkan hal itu.
Hari baru….
Karena
disetiap kesedihan terselip kebahagiaan,
Fadil,
datang secara tiba-tiba membawa senyuman yang dulu tertunda, membawa
puing-puing kasih sayang. Membawa selipan tawa riang. Sebenarnya kita
sudah kenal cukup lama namun akhir-akhir ini kita baru dekat dan itupun karena ulah
kawanku.Yang awalnya Cuma iseng-iseng saja.
Sampai tiba pada suatu hari tepatnya
ketika pulang less, dia mengajakku untuk makan bareng, setelah makan dia
mengatakan hal yang membuatku terkaget-kaget. Ya aku sudah paham akan hal itu,
kalau dia akan menyatakan CINTA pada ku. Tetapi, aku
merasa bahwa fadil adalah teman yang baik. Dia begitu baik,
dan aku gak mau terbelenggu masalah yang bisa mengakibatkan pertemanan kita
menjadi hancur. Dengan alasan itu aku menolaknya secara
baik-baik. Meskipun
aku melihat ketulusannya saat itu
.“Tapi bukankah berteman lebih baik?”Pikirku.
Setelah kejadian itu, fadil menjauh, mungkin karena dia
sakit hati atas perkataanku sekaligus tindakanku menolaknya. Tapi ketika aku
konfirmasi secara langsung, dengan menunduk dia mengatakan bahwa dia malu dekat
denganku lagi , dia malu karena sudah aku tolak. Aku sangat menyesalkan atas
tindakannya tersebut.Tapi aku yakinin ke dia bahwa sebetulnya kita lebih baik
kalau berteman saja.Lagipula lebih asyik kalau kita berteman.
Bagaimana dengan si bull?
Entahlah,
dia bagaikan lenyap ditelan bumi, tak ada kabar maupun sms.Terakhir aku dengar
kabar bahwa dia balikan dengan pacarnya.Syukurlah, ikut bahagia akhirnya.
Menjelang perpisahan SMA, dengan
mengenakan kebaya putih aku dijemput oleh fadil yang mengenakan kemeja putih
dilapisi jas hitamnya. Akupun
bergegas menuju sekolah dengannya. Bagaikan Issabella Swan dan Edward Cullen ,
hari itu seperti milik kita meskipun kita gak ada status, tapi dari situ aku
mulai menaruh hati terhadap fadil, meskipun aku tutup-tutupi dengan kecuekanku.
Lagi pula mana mungkin seorang cewek mengungkapkan perasaanya duluan. Hal
itu adalah kodrat cewek. Menurut ku seperti itu. Entahlah kalau menurut orang lain. Sampai-sampai
aku di kongekin temen-temenku maupun temen-temen fadil bahwa kita pacaran. Bahkan kemanapun dia selalu menggandeng
tanganku kemanapun aku pergi. “coba
dulu……” pikirku. Tapi, meskipun ada kemungkinan bahwa fadil akan menembakku
lagi, aku tetap was-was, aku gak mau kejadian di masalalu terulang lagi, aku
gak mau sakit lagi seperti dulu dan aku yakin fadil bukan orang yang seperti
itu.
Tapatnya
setelah pengumuman kelulusan, seingatku bull memberiku kabar bahwa dia lulus.
Sekiranya aku tak begitu mengerti kenapa dia memintaku untuk ikut
mencoret-coret seragamnya. Karena kesempatan tak selalu berpihak kepadaku.
Untuk itu aku tak pernah sekalipun berniat untuk menemuinya karena aku merasa aku harus
menjauh darinya , tetapi tetap saja aku harus membohongi diriku sendiri bahwa
aku tak boleh terus-terusan seperti ini menyakiti orang lain dan membiarkannnya
sendiri dalam kesalahanku. Aku bingung dengan diriku sendiri, setiap kali dekat
denan seseorang aku merasakan bahwa aku selalu bosan dengan orang tersebut dan
yang selalu aku herankan adalah kenapa disetiap ada orang baru yang dating, aku selalu meninggalkan orang yang sebelumnya tengah dekat dengan ku. Seperti yang terjadi waktu dulu, aku
terlalu benyak memilih sehingga akhirnya semuanya pergi menjauh dari
kehidupanku.
Tepatnya, ketika aku kembali dekat
dengan bull, setelah dia putus dengan pacarnya.Kala itu dia selalu menemaniku
dan mengajakku pergi. Aku bingung sendiri, kenapa dia mau dan mengiyakan apa
yang aku minta dan aku juga bingung kenapa aku begitu berani minta untuk mengantar ku, padahal aku sendiri tau bahwa dia
bukan siapa-siapa ku. Teman ? teman
seperti apakah yang kemanapun selalu bersama sampai sampai dia mengatakan “kita ini malah seperti lebih dari pacaran,
mbem “ aku menyadari akan hal itu
dan aku jadi merasa bersalah telah seperti itu.
Bukankah
berteman itu lebih baik ?
lagi-lagi aku melakukan hal yang sama terhadap orang-orang
yang menyatakan perasaannya terhadapku, dan aku melakukan kesalahan yang sama.
Aku merasa lelah dengan semua ini. Tapi, di balik semua itu aku menjadi
sosok yang kuat (apa aku seorang
wonderwoman?). aku rasa itu terlalu berlebihan. Bagiku setiap masalah
adalah obat terdahsyat meskipun itu tidak mengobati seluruhnya. Setiap
masalah membuatku menjadi terbiasa untuk menghadapinya dengan caraku sendiri.
Tapi aku sama, aku sama dengan manusia-manusia yang lain. Mungkin orang lain
beranggapan bahwa aku sosok yang tegar tapi sebenarnya aku sangatlah rapuh dan mudah hancur. Tapi ini aku, aku ya aku. Dan aku
paling tidak menyukai jika harus disama-samakan dengan orang lain. Tuhan saja
menciptakan makhluknya berbeda-beda, meskipun ada kesamaan yang tidak seberapa.
Bull pergi jauh, dan jauh. Kali ini
benar-benar jauh. Bukankah setiap hello akan
berakhir dengan goodbye ? tapi mungkin setelah goodbye
bisa
saja
see you again. Normal ?iyalah,
kan manusiawi. Tetapi, kepergian bukanlah sebuah akhir, tapi awal.Awal untuk
bengun cinta dan bukan jatuh cinta.
Bagaimana dengan fadil ?
Secara kebetulan kita satu kampus,
dan disetiap sela-sela jam sibuk kita selalu menyempatkan diri untuk ngobrol
dan jalan bareng entah itu ke embung atau kemanapun.
Nyaman
sebagai kawan atau……..
Aku rasa, fadil teman yang baik, dan aku gak mau di anggap sebagai
pemberi harapan palsu terhadapnya.Tapi mungkin ini seperti yang terjadi
dulu.Saat petrick memberikan harapan-harapan yang aku anggap palsu terhadapnya,
dan kasusnya terjadi padaku lagi, tapi ini aku yang memerankan menjadi petrick
dan mungkin korbannya adalah fadil.Aku gak pernah punya maksud sedikitpun untuk
menyakitinya, justru aku berniat untuk baik kepadanya.Sekali lagi aku bukan
seorang tersangka tindak kejahatan. Lagipula niat baik pasti akan berakhir baik
pula.
Faktanya, Eki datang di tengah-tengah kedekatanku dengan
Fadil, apa aku akan mengulangi hal yang
sama ?yaitu, meninggalkan yang lama dan beralih ke yang baru ? Tuhan berkehendak lain, ketika Fadil
mengutarakan ketulusannya untuk yang kedua kalinya, saat itu pula aku
menyatakan bahwa aku sudah bersama Eki. Cinta monyetku saat masih berada di
sekolah menengah pertama.
Sakit hati ?seperti itulah yang dirasakan Fadil, dan aku sudah
memastikan bahwa hal itu akan terjadi. Aku begitu bodoh, aku begitu keras
kepala, dan aku benar-benar penjahat. Mungkin Fadil akan mengatakan hal itu
tapi dia orang yang baik, aku yakin dia tidak akan menyatakan hal itu.
maaf?..........
aku rasa, jika Tuhan mengijinkan aku, aku akan mengumpulkan
orang-orang yang pernah aku sakiti dan aku akan meminta maaf terhadap mereka
semua secara tulus satu persatu.
Kenapa aku menerima kehadiran eki begitu saja ? sebab dia
adalah satu-satunya sosok penyemangat bagiKu,
dan penantian yang begitu panjang selama lima tahun itu akhirnya terwujud, lima
tahun yang mengerikan itu, lima tahun yang membuatku terasa sakit, lima tahun
yang membuatku merasa terluka, lima tahun yang membuatku merasa bahwa dia akan
datang kembali, lima tahun yang membuatku merasa bahwa aku begitu menyesal……….
First love ?
Bisa dikatakan
seperti itu, karena dia adalah sosok pertama yang membuatku terkesima, kenapa ?dulu, tepatnya ketika pertama
kali menginjakkan kaki di sekolah menegah pertama. Baik aku maupun dia
sama-sama menjabat sebagai ketua kelas dan kebetulan kelas kita sampingan.
Jadi, setiap kali panggilan ketua kelas secara tidak langsung aku harus
bebarengan dengannya menuju kantor guru untuk melapor. Sampai-sampai kita
jail-jailan di setiap koridor kelas.Dia begitu asik bagiku, dan masih ingat
sekali ketika dia secara sengaja menginjakkan kakinya yang begitu besar ke atas
kakiku yang bisa dibilang imut hehe. Setiap kali pulang sekolah, meskipun
kelasku selalu mendapat giliran pulang yang terakhir, dia selalu setia
menungguku di gerbang sekolah, aku heran sendiri buat apa dia berdiri di situ
dan setelah aku keluar gerbang dia mengikutiku dari belakang, sampai kita
terpisah di perempatan jalan. Saat-saat ketika aku mendengar gossip dari
kawan-kawannya bahwa dia menyukaiku, aku hanya menganggapnya sebagai bahan
ketawaan, mungkin aku terlalu meremehkan hal tersebut.Sampai tiba pada suatu
hari, Eki menelfonku dan mengatakan bahwa dia menyukaiku.Tapi ketika aku
konfirmasi ternyata dia mengatakan bahwa yang bilang bukanlah dia melainkan
temannya.
Ketika kenaikan kelas dua, tepatnya seminggu setelah hari
itu, aku mencari-carinya di setiap sudut sekolah dan ketempat yang biasa dia
datangi.Tetapi, hasilnya nihil.Aku tak menemukannya, sampai akhirnya aku nekat
bertanya kepada temannya.
“eki kemana?”
Temannya mengatakan bahwa dia sudah pindah rumah, dan pindah
sekolah. Aku begitu terkejut mendengar hal itu, hal terakhir yang aku dengar
tentangnya setelah sms itu, hal yang membuatku terjatuh, hal yang membuatku
menangis karenanya, hal yang membuatku sadar bahwa aku telah jatuh cinta, hal
yang membuatku bahwa aku merindukan kehadirannya dan hal yang membuatku untuk
ingin pulang bersamanya lagi saat pulang sekolah.
Banyak yang
datang tapi ku menolak, untuk apa ?aku yakin bahwa suatu hari nanti Eki akan
datang entah kapan waktunya itu.
Dan setelah lima
tahun berlalu, akhirnya Eki benar-benar datang meskipun hanya memberi kabar.
Setelah beberapa kali kita ketemu dan banyak bertukar pengalaman masing-masing
akhirnya kita memutuskan untuk pacaran. Meskipun akhirnya kita akan LDR, dia di
Malang sedangkan aku di Lampung. Jarak bagiku tak menjadi penghalang jika
dibandingkan penantian selama lima tahun lamanya. Hal itu yang selalu dia
yakinkan terhadapku.Setiap malam kita selalu menyempatkan diri untuk telfonan
dan video call ditengah kesibukan kita masing-masing, meskipun waktu untuk
bertemu memang sangat lama. Tapi bukankah penantian itu sangat indah ?
BOSAN ?
Mungkin itu setiap kali yang aku rasakan ketika menjalin
hubungan dengan seseorang dan hal itu bagiku sangat wajar bagi
siapapun.Ternyata hubunganku dengan Eki hanya bertahan selama tiga bulan, itu
karena ulahku yang tiba-tiba mengatakan bahwa aku telah berbohong bahwa aku tak
mencintainya.Itu karena posisiku sedang bingung dan ketika itu gak ada kabar
darinya semenjak pagi sampai malam, ternyata itu karena dia sibuk dan gak ada
pulsa sehingga dia tak bisa memberi kabar terhadapku.
“aku berharap tidak
menemui orang sepertimu di dunia ini lagi”
Kalimat itu yang dia ucapkan terakhir kali sebelum dia
menutup telfonnya.Air mataku tak terbendung, sampai akhirnya aku menangisi hal
itu, hal yang membuatku hancur, hal yang membuatku menangis semalaman, hal yang
membuatku mengingat-ingat masa-masa kita yang dulu, hal yang membuatku semakin
gelap dan gelap.
Jahat ?
Ya, entah keberapa kalinya aku berbuat yang demikian, aku
orang paling jahat, aku orang paling jahat, dan aku orang paling jahat. Bull,
Fadil, dan Eki mungkin adalah korban dari kejahatanku. Bila ditanya siapa orang
yang paling bodoh, mungkin jawabannya adalah aku, meskipun ada orang yang lebih
bodoh lagi selain aku di belahan bumi lain.
Bagiku, Setiap kesedihan tak membuatku semakin terpuruk dan
terpuruk lagi, bukan kah aku seorang yang kuat ?ya, kuat terlihat dari luar dan
lemah terlihat dari dalam. Bagiku, setiap masalah yang datang adalah sebuah
cerita indah yang mungkin orang lain belum tentu merasakannya. Dan disetiap
cerita indah itu selalu terselip doa-doa cantik yang aku harapkan.Tuhan memang
sayang terhadapku, aku beruntung memiliki banyak teman yang selalu menemaniku,
aku mempunyai keluarga yang sayang terhadapku dan sekarang aku mempunyai
seseorang yang menyayangiku dengan kasih tulusnya.
Siapakah dia
?apakah dia orang baru ? apakah dia hanya khayalan di setiap mimpi-mimpiku ?
apakah dia sosok yang nyata ?
Aku tak menduga bahwa akhirnya aku akan bersama si bull, dan
itu adalah ungkapan syukurku sekaligus ucapan trimakasihku. Jawaban disetiap
diskusiku dengan Tuhan, jawaban di setiap perdebatanku dengan Tuhan, dan
doa-doa di setiap menjelang waktu tidur.Ternyata buah kesabaran itu indah,
menurutku bull memang pantas mendapatkan hadiah itu, atas hasil kesabarannya
selama ini, atas kejahatanku selama ini dan atas kelakuanku selama ini.
Sayang ?
Untuk ukuran orang yang memang patut
untuk disayang, aku begitu menyayanginya, dan aku tak akan mengulangi hal yang
sama seperti dulu. Yang salah adalah menyia-nyiakan orang yang benar-benar
menyayangi kita, hal yang terbodoh adalah meninggalkan orang yang memang tepat
untuk kita.
Jarak bukanlah penghalang yang mengerikan untuk setiap
langkah yang akan kita tempuh, justru jarak adalah pembangun semangat yang ada
pada diri kita. Bagiku, hidup itu seperti air, jalani seperti air mengalir,
tetapi air mengalir tak sepenuhnya tanpa hambatan, untuk itu kita harus selalu
waspada disetiap menemui hambatan-hambatan itu. Ketika hambatan itu besar pasti
ada celah meskipun itu kecil, itu akan membuat kita lolos dari hambatan itu.
Seperti cinta.
Apa
kamu mencintaiku ?
Itu adalah pertanyaan tersulit bagiku,
aku tak begitu paham mengenai pelajaran itu, mungkin dulu aku terlalu banyak
ngobrol sehingga aku tak pernah menyimaknya dengan baik.Yang aku tau aku
menyayanginya.
Sesimpel
kalimat “aku sayang kamu”……………………………….
18 februari 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar